Sano Aizen segera menutup dan mengunci pintu kamar mandi setelah dirinya dan Chizuru berada di dalam ruangan seluas empat kali dua meter ini. Pria 29 tahun tersebut memasuki kamar mandi wanita dan mendapati Murayama Chizuru menunggunya di depan salah satu bilik. Tidak ada orang di sini, hanya mereka berdua dan ini sangat aman.
"Apa yang terjadi?" tanya pria itu dengan tatapan khawatir.
"Pasti kau telah melihatnya dari berita dan koran, Aizen," balas Chizuru sambil memgembuskan napas lelah.
"Aizen?" Alis Aizen menyatu. Ternyata Murayama Chizuru benar-benar serius saat ia berpesan jika ingin melakukan percakapan secara informal. "Ah, lupakan saja. Aku juga tidak masalah."
"Jadi, apa kau baik-baik saja?" Aizen kembali bertanya dengan sedikit tergagap. Ini pembicaraan pertama mereka dengan kalimat tidak formal.
"Aku baik-baik saja. Namun, tidak dengan Hakatsuru. Kami makin acak-acakan."
"Tapi kepolisian telah mengetahui identitasmu," tutur Aizen khawatir.
Chizuru menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, aku memang telah merencanakan hal ini sebelumnya. Mungkin para polisi itu tahu siapa namaku, tetapi mereka bahkan tidak tahu jika aku seorang perempuan."
Aizen menghela napas. "Syukurlah jika itu memang rencanamu." Pria itu bersandar pada wastafel dan membelakangi kaca. Kini ia dan Chizuru saling berhadapan antara satu sama lain.
"Jika aku boleh tahu, siapakah pria itu tadi, Chizuru-san?" Sano Aizen bertanya malu sebab ia terdengar seperti seorang suami yang posesif saat melihat sang istri bersama pria lain.
"Chizuru, hanya Chizuru saja. Aku benar-benar tidak masalah." Murayama Chizuru membenarkan perkataan Sano Aizen yang masih terdengar malu dan merasa sungkan saat memanggilnya tanpa imbuhan hormat. "Jika kau bertanya siapakah pria itu tadi, dia adalah saudara kembarku Sanzuru."
"Jadi dia yang bernama Sanzuru .... Tidak begitu mirip denganmu, tetapi tentu saja karena kalian tidak kembar identik," balas Aizen sambil manggut-manggut mengerti.
"Apa yang kau lakukan di Shibuya seorang diri? Waktu itu kita juga pernah bertemu di tempat ini, tetapi saat itu kau bersama salah satu orang kepercayaanmu, bukan?" Kini giliran Chizuru yang bertanya penasaran. Pasalnya pria yang Chizuru nikahi beberapa hari lalu ini tidaklah tinggal di Shibuya atau sekitarnya. Lantas untuk apa Aizen kemari?
Si pria menatap pada lantai kamar mandi yang kering selama beberapa waktu, membuat Chizuru menunggunya dengan sabar. Untungnya Aizen segera menjawab pertanyaan tersebut dengan berkata, "aku mendengar berita tentangmu di koran beberapa hari lalu. Identitasmu dibongkar pada publik dan itu sangat mengerikan, seolah para polisi sedang melakukan sayembara bagi siapa pun yang berhasil menangkapmu. Jujur saja aku khawatir, bahkan aku menghubungi Yoshirogawa-san untuk menghubungkanmu denganku. Sayangnya kau tidak menjawab satu pun pesan yang Yoshirogawa-san kirimkan sejak berita itu keluar. Tiga hari lalu aku pergi ke Tokyo untuk mencarimu, tetapi aku tidak tahu harus mencari ke mana, alhasil aku hanya menunggu di toko ini sejak tiga hari lalu dengan harapan bisa bertemu denganmu. Aku tahu ini terdengar tidak masuk akal, tapi gila-gilanya aku bertemu denganmu hari ini."
Chizuru tertawa. Iya mendekat pada pria di hadapannya, lalu memukul dada Aizen secara pelan sekali. Membuat pria itu dilanda rasa terkejut dan sedikit malu. Ia pun ikut tertawa bersama dengan Murayama Chizuru.
"Ini gila! Jika Sanzuru tak memaksaku pergi ke salon dan ke toko kue untuk membeli kue cokelat kegemaran kami, pasti aku tak akan bertemu denganmu para hari ini," balas si perempuan sambil menggelengkan kepala seraya tertawa.
Sempat Sano Aizen terpaku dengan tawa perempuan di hadapannya. Murayama Chizuru memang sangat luar biasa cantik. Aizen tidak bisa menjelaskan fisik sang istri dengan kata-kata. Akan tetapi, yang pria itu sangat suka dari Murayama Chizuru adalah matanya yang berkilatan saat terkena cahaya. Ia bisa memancarkan aura wanita dewasa yang feminin dan juga pemimpin yang tegas di saat yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
FanfictionMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...