Sekitar sebulan lalu, Murayama Chizuru dan Sano Aizen bertemu untuk pertama kalinya di rumah utama klan Yoshirogawa dengan Yoshirogawa Eiji sebagai perantara. Lalu pada hari ini keduanya menikah dan resmi menjadi sepasang suami istri.
Semua terjadi begitu cepat dan tidak bisa diprediksi oleh semua orang, tetapi pertemuan hari itu seperti telah ditakdirkan. Namun, bagi sang pengantin baru, ini layaknya kewajiban yang harus dijalankan demi keselamatan masing-masing keluarga yang menjadi tanggung jawab.
Usai melakukan upacara pernikahan dan resmi menjadi sepasang suami istri. Baik Aizen maupun Chizuru setuju untuk tak melakukan resepsi, meski resepsi yang dimaksud hanyalah acara ramah tamah. Selain karena enggan dan hanya ingin melakukan pernikahan untuk mengukuhkan hubungan, anggota keluarga dari kedua belah pihak tidak ada yang hadir. Acara penting ini terasa kosong tanpa kehadiran mereka. Oleh sebab itu, Sano Aizen dan Murayama Chizuru tak mau melakukan resepsi pernikahan. Akan tetapi, Yoshirogawa Eiji berkata bila mereka akan makan bersama di rumahnya sebagai pesta kecil untuk merayakan pernikahan yang menjadi syarat kerja sama antara ketiga klan.
"Bukankah ini hari yang penting?" Yoshirogawa Ayano berceletuk begitu mereka telah meninggalkan aula utama kuil. "Bukankah kalian berdua harus mengambil foto? Bagaimana pun juga, ini kali pertama dalam sejarah. Seseorang dari klan Sano menikah dengan seseorang dari klan Murayama, apalagi mereka yang menikah adalah pemimpin Kawaragi dan Hakatsuru. Mengabadikan peristiwa bersejarah itu perlu sebuah foto."
Sano Aizen dan Murayama Chizuru menatap antara satu sama lain. Mereka berpandangan untuk menanyakan pendapat masing-masing. Lalu si perempuan lebih dahulu berkata pada Ayano. "Apakah perlu?" tanya Chizuru ragu.
"Tentu saja!" Ayano berseru semangat.
Perempuan itu mengambil sesuatu dari dalam tas yang ia bawa, sebuah kamera analog. Lalu Ayano menarik pundak Chizuru dan Aizen agar menjadi lebih dekat antara satu sama lain. Keduanya berlatarkan pohon tinggi berdaun hijau segar dengan kuil keluarga Yoshirogawa menjadi latar belakang utama. Ayano mengatur posisi dua orang yang lebih muda daripadanya itu hingga terlihat bagus di dalam kamera yang ia bawa. Tingkahnya diperhatikan oleh dua saudara laki-lakinya, juga dengan Hirose Hyuga dan Chigaru. Para pria itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat apa yang dilakukan oleh Yoshirogawa Ayano.
"Posisi yang sempurna," komentar Ayano sambil memandangi pengantin baru yang berdiri berjejer di samping masing-masing. Lalu perempuan itu memotret Aizen dan Chizuru menggunakan kamera analognya beberapa kali hingga mendapatkan hasil yang bagus.
Namun, saat Ayano hendak menyelesaikan kegiatan memotret, suara Chigaru menghentikannya. "Ayano-san, saya rasa ada sedikit kesalahan dalam pose Murayama-san dan Sano-san."
"Benarkah? Apakah sudut ini terlihat buruk?"
"Tidak. Hanya saja pengantinnya terlihat kaku. Bagaimana jika mereka bergandengan tangan antara satu sama lain dan saling menatap? Saya rasa itu akan terlihat sangat keren, seperti para model di majalah."
"Ah ... Chigaru-san benar! Baiklah Chizuru-chan dan Sano-san, tolong saling bergandengan tangan dan menatap antara satu sama lain." Ayano berkata sambil mendekatkan kedua telapak tangan seperti orang yang sedang bertepuk tangan.
Ide itu tampaknya tak begitu disukai oleh kedua pengantin, Murayama Chizuru bahkan menggerutu sebal. "Mengapa kita seperti seorang pengantin saja?!" omelnya kesal.
"Bukankah kalian memang baru saja menikah?" Hirose Hyuga menyahuti.
"Ah, anda benar juga." Karena kalimat balasan Chizuru, Aizen jadi terkekeh pelan. Ini kali pertama bagi Murayama Chizuru melihat Aizen tertawa dari sedekat ini, atau bahkan ini kali pertamanya melihat pria tersebut tertawa. Senyumannya manis hingga lesung pipi tercetak di wajah. Sano Aizen memang tampan, apalagi cahaya matahari menyinari dirinya dan membuat iris Aizen yang berkilau makin terlihat seperti danau tengah di hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
FanficMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...