二十四:「要件」(Requirement)

98 24 2
                                    

"Mengapa Sano Aizen ada di sini?" gumam sang pemimpin klan Murayama di tengah riuh ramainya klub malam.

Distrik Shibuya sudah seperti rumah kedua bagi bagi Chizuru. Setiap kali keluar dari rumah, tujuan utamanya selalu sama; Shibuya, Harajuku, atau Roppongi. Tiga distrik yang selalu ia datangi saat memiliki waktu luang.

Namun, di hari secerah siang tadi, Murayama Chizuru bertemu dengan seseorang yang tak disangka-sangka. Sano Aizen berdiri di sebelahnya dengan kinagashi biru tua dan sedang mengantre membeli roti.

Chizuru yakin sekali bila orang itu adalah Sano Aizen sebab pria tersebut tampak terkejut saat melihatnya. Jika hanya orang yang mirip, sudah tentu ia tak akan berekspresi begitu. Kini yang menjadi pertanyaan, mengapa Sano Aizen berada di Tokyo?

Memata-matai Chizuru mungkin jawaban yang paling pasti. Namun, melihat pria itu berdiri dengan ekspresi terkejut, sudah tentu ia pun tak menyadari kehadiran Chizuru di sebelahnya. Pasti ada alasan lain atas kedatangan Sano Aizen ke Tokyo selain memata-matai dirinya atau Hakatsuru.

"Anda berkata apa, Nona?" Seorang pria muda menuangkan minuman ke gelas milik Chizuru yang sudah kosong. Perempuan dengan blouse putih itu baru menyadari kehadiran sosok ini.

"Siapa kau?" tanya Chizuru heran sebab pria muda itu duduk sangat dekat dengannya. Bila ia menebak, pasti pria muda yang rupawan ini adalah host club.

"Komatsu-san meminta saya menemani anda. Katanya anda terlihat sedang gelisah, jadi saya diminta untuk menghibur anda," jawab pria muda dengan nada lembut.

Murayama Chizuru memutar bola mata dengan sebal. Lalu ia menatap pria muda dengan tatapan datar dan berkata, "pergilah! Aku ingin sendiri."

Mendengar hal tersebut, sosok itu pun berangsur pergi dengan wajah cemberut. Bagi host club sepertinya, mendapatkan perempuan yang kaya itu sama seperti menari di bawah hujan uang, apalagi jika perempuan itu direkomendasikan oleh pemilik klub, sudah pasti dia kaya raya. Terlebih lagi perempuan yang direkomendasikan pemilik klub sangatlah cantik dan masih muda, tidak rugi baginya. Namun, sayang seribu sayang, si perempuan malah tak ingin diganggu. Pupus sudah kebahagiannya.

Seperginya pria muda tadi, Chizuru baru sadar jika ia tak pernah dekat dengan seorang pun lelaki selain dua saudara laki-laki, Kokuryu Suguru, Ryoe Fujio, dan rekan kerjanya. Perempuan itu sangat suka menghabiskan waktu seorang diri tanpa kekasih atau ditemani lelaki mana pun sebab sebagian besar waktunya sudah di kelilingi oleh para pria.

Di usia nyaris 30 tahun, Murayama Chizuru merasa bila konsep pernikahan masih belum sesuai dengannya. Ia selalu teringat dengan Hazuru yang melarikan diri ke Belanda saat akan dijodohkan dengan seorang gadis dari keluarga kaya oleh otosan. Dahulu Chizuru selalu tertawa karena menganggapnya lucu. Namun, kini ia menyadari bila apa yang Hazuru perbuat sepenuhnya wajar, apalagi si kakak sulung merasa belum siap membina sebuah rumah tangga. Jika tetap dipaksa, entah apa yang akan terjadi.

Murayama Chizuru belum memikirkan tentang pernikahan. Meskipun memiliki kewajiban untuk meneruskan garis keturunan klan Murayama melalui darahnya, tetapi Chizuru masih mempunyai dua orang saudara laki-laki. Jika ia tak memiliki keturunan, maka anak dari saudara-saudaranya yang akan melanjutkan kepemimpinan klan Murayama dan Hakatsuru.

Perempuan 29 tahun itu jadi memukul kepalanya sendiri. Ia tak bisa fokus karena kedatangan pria muda tadi. Chizuru malah memikirkan tentang pernikahan yang tak pasti daripada nasib Hakatsuru ke depannya.

Kembali membahas mengenai Sano Aizen. Bila pria itu tak mau bekerja sama dengan Hakatsuru dan Ryukankei, Chizuru tak tahu lagi ia harus berbuat apa. Menyerahkan diri ke polisi mungkin jawaban terbaik untuk menyelamatkan semua anggota Hakatsuru dan juga keluarganya.

Piercing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang