Piercing Moon

二十七：「宿泊」(Homestay)

Penginapan itu bersih dari keberadaan warga lokal atau turis yang menginap. Yoshirogawa Eiji menyewakan seluruh tempat penginapan hanya untuk pertemuan Murayama Chizuru dan juga Sano Aizen supaya keduanya terasa nyaman serta aman.

Di sekitar penginapan, terdapat anggota-anggota yakuza yang mengelilingi. Yakuza itu adalah pengawal pribadi Sano Aizen. Pria tersebut membawa 16 orang bersamanya hanya untuk sehari di tempat ini. Sano Aizen mungkin saja mengira bila Murayama Chizuru akan membunuhnya di sini sehingga ia membawa begitu banyak pengawal, padahal sang pemimpin Hakatsuru datang seorang diri, justru ia yang berada dalam bahaya.

Perempuan 29 tahun itu mengganti pakaiannya dengan yukata polos khas penginapan. Ia baru saja kembali dari onsen¹ yang berada di atas tempat penginapan, sebab tempat ini berada di kaki gunung dan berbentuk undakan.

Murayama Chizuru datang terlebih dahulu sebelum Sano Aizen, ia memutuskan untuk menyegarkan diri dengan berendam di air yang hangat. Akan ada percakapan panjang yang membuat kepala terasa pening, Chizuru lebih baik merilekskan badan terlebih dahulu.

Geta² yang dikenakan menghasilkan bunyi ketuk tiap kali Chizuru melangkahkan kaki. Kayu dan batu beradu membuat bunyi yang memantul-mantul di sepanjang jalan penginapan yang sepi orang. Namun, ketika perempuan pemimpin Hakatsuru itu hendak masuk ke dalam kamar penginapan, seorang yakuza dengan tato di seluruh tubuh menghadang Chizuru.

"Siapa kau? Untuk apa kau di sini?"

Alis Chizuru pun sontak bertaut. Mulanya ia tak sadar mengapa ada pria bertato yang menghadang, tetapi detik selanjutnya Chizuru menyadari jika Sano Aizen telah tiba dan pria ini adalah pengawal pribadinya.

"Aku Murayama Chizuru," balas Chizuru dengan santai.

Pria tato langsung berjengkit kaget dan bingung. Ia memandangi Chizuru dari atas hingga bawah seperti sedang memindai sesuatu. "A—anda Murayama Chizuru?" tanyanya tergagap.

Chizuru hanya mengangguk menggunakan isyarat alis. Melihat hal itu si pria tato malah makin terheran. Ia tetap menatap Chizuru secara terang-terangan seolah tak percaya atas apa yang dilihat.

"A—anda bukan seorang pria tua?"

"Apa yang terjadi?" Suara seorang pria memecah percakapan yang terjadi antara Chizuru dan si sosok bertato. Suara itu sangat lembut nyaris seperti lagu pengantar tidur bagi siapapun yang mendengar. Namun, kesan maskulin yang ditinggalkan membuat siapapun yang mendengar jadi terasa merinding.

Pria tato sontak menoleh ke belakang. Didapati sosok berkulit putih dengan mata berkilauan akibat pantulan cahaya matahari yang hampir terbenam. Sano Aizen berdiri tak jauh dari sana, mengenakan yukata polos yang sama seperti Chizuru kenakan. Seperti biasa, pria itu selalu menampilkan wajah datar tanpa ekspresi. Yakuza itu pun langsung menundukkan badan pada Aizen.

"Socho, apa dia Murayama Chizuru?" tanya pria tato dengan nada ketakutan.

Aizen tersenyum tipis sekali. Lalu ia berjalan mendekati sang bawahan sambil menepuk bahu sosok yang lebih tua daripadanya itu. "Perempuan ini adalah Murayama Chizuru. Tidak usah merasa ketakutan, kau hanya tidak tahu," ucap Aizen yang menenangkan.

Usai berucap, pria dengan yukata polos itu berjalan melewati bawahannya. Murayama Chizuru adalah objek yang akan didekati.

"Sano-san, selamat datang." Chizuru menyapa Sano Aizen saat sosok tersebut berada di hadapannya. Ia mengulurkan tangan supaya dijabat oleh sang pemimpin Kawaragi, dan Aizen membalas sambil tersenyum datar.

"Senang bertemu dengan anda, Murayama-san," balas Aizen.

Kemudian pria itu menatap sekeliling. Mereka sedang berada di luar penginapan. Rasanya tak pantas berbicara di sini. Belum lagi bahaya yang mungkin bisa mengancam keselamatan, alhasil Sano Aizen pun berkata, "bagaimana jika kita masuk dan membicarakan kepentingan kita di dalam? Hari sudah mulai gelap dan bahaya bisa datang dari mana saja."