"Eiji-san, bisa hubungkan saya dengan Sano Aizen?" Perempuan dengan kanzashi bunga sakura itu menelepon pada Yoshirogawa Eiji usai sokai keduanya selesai setengah jam yang lalu.
Dari balik sambungan telepon, terdengar bunyi ponsel yang berusaha menghubungkan panggilan suara. Yoshirogawa Eiji menerima panggilan telepon dari Murayama Chizuru dan ia menghubungi Sano Aizen menggunakan ponsel yang lain.
Ketika panggilannya diterima oleh kepala klan Sano, Yoshirogawa Eiji menyapa dan memberitahukan tujuannya menelepon Sano Aizen. Chizuru mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.
"Sano-san, Chizuru-san ingin berbicara dengan anda."
"Baiklah."
Setelah mendengar Yoshirogawa Eiji mendekatkan dua ponselnya, perempuan berambut abu itu mulai berbicara pada Sano Aizen.
"Sano-san, selamat malam."
"Selamat malam, Murayama-san. Ada keperluan apa hingga anda sendiri yang menghubungi saya?"
Sebelum mulai berbicara, Chizuru mengembuskan napas perlahan. Lalu ia berkata, "bisakah kita bertemu besok? Bukan di Hokkaido seperti biasanya, melainkan di Aichi. Besok pagi saya akan mengirimkan tempat pertemuan kita."
"Baiklah."
"Selamat malam, Sano-san."
"Selamat malam, Murayama-san."
Kedua sambungan telepon ditutup oleh Yoshirogawa Eiji usai ia mengucapkan salam perpisahan pada dua kepala klan.
Usai perbincangan singkatnya dengan Sano Aizen, Chizuru menatap pada dirinya sendiri pada kaca besar di kamar. Perempuan itu menarik kanzashi bunga sakura di kepala hingga rambut abunya beruraian di sepanjang bahu dan punggung.
Furosode hijau tua masih menempel pada tubuh dan belum sempat diganti. Tangan kanan Chizuru mendarat pada kepala dan mengacak-acak rambut hingga sebagian besar wajah tertutupi oleh surai abunya.
Kembali ia menatap pada cermin, lalu berkata, "Sano Aizen, ya?"
...
"Satu kamar hotel untuk satu malam." Murayama Chizuru menyerahkan sejumlah uang pada resepsionis hotel meski si resepsionis belum memberitahukan harga untuk satu kamar.
Chizuru memandangi lobi hotel yang akan menjadi tempat pertemuannya dengan Sano Aizen. Sebuah hotel kecil di pinggiran Prefektur Aichi yang memiliki rating rendah. Fasilitas yang ditawarkan tidak menarik. Keadaan hotelnya cukup buruk dengan berbagai jamur yang menempel pada dinding lobi dan memiliki penerangan buruk. Namun, tempat ini adalah tempat pertemuan paling sempurna untuknya dan Sano Aizen.
Resepsionis menyerahkan sebuah kunci kamar pada Chizuru setelah ia menerima uang. Ia memberitahukan sebuah kamar bernomor 303 pada lantai tiga hotel. Segera saja perempuan dengan jaket kulit hitam itu menaiki anak tangga menuju lantai tiga sebab hotel ini tidak memiliki lift.
Dalam perjalanannya menuju kamar, Murayama Chizuru merogoh saku rok hitam selutut yang ia kenakan. Sebuah ponsel lipat jadul dikeluarkan dari dalam sana. Perempuan berambut abu membuka layar ponsel dan mengetikkan pesan yang nantinya akan dikirimkan pada Sano Aizen melalui perantara Yoshirogawa Eiji.
Sebuah pesan sms bertuliskan alamat dan juga nomor kamar hotel telah Murayama Chizuru kirimkan. Ia memasukkan benda kotak jadul tersebut ke saku dan melanjutkan perjalanan singkatnya ke kamar bernomor 303.
Sebuah pintu kayu dengan pernis cokelat bertuliskan angka 303 berada di hadapan sang pemimpin Hakatsuru. Chizuru memasukkan kunci ke lubang pintu dan memutar kuncinya ke arah kiri. Kini pintu cokelat tersebut terbuka dan menampakkan isi dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
ФанфикMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...