二十六:「双子の会話」(Twins' Conversation)

67 16 4
                                    

Suara tembakan menggema keras di seluruh ruangan. Lampu yang temaram membuat suasana tenang sekaligus menegangkan. Akan tetapi, perempuan yang menembakkan pistol revolvernya itu tak takut pada ruangan yang gelap dan sunyi di bawah sini. Dikarenakan Murayama Chizuru kembali ke tempat favoritnya saat berada di rumah, yakni ruang menembak bawah tanah.

Dua hari yang lalu adalah pertemuannya dengan Sano Aizen di rumah Yoshirogawa. Mereka membahas mengenai kerja sama antara tiga gokudo, tetapi Sano Aizen mengajukan sebuah syarat yang terbilang tidak masuk akal, Murayama Chizuru harus memberikan Aizen seorang keturunan.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa harus Chizuru? Bukankah pria itu berasal dari klan Sano yang besar, terhormat, kaya, dan disegani banyak orang bawah tanah? Harusnya Sano Aizen memiliki kuasa besar untuk mendapatkan perempuan yang pantas bagi dirinya. Akan tetapi, mengapa pria itu menginginkan Chizuru yang memiliki rekam jejak seorang kriminal, pembunuh, dan buronan pemerintahan? Murayama Chizuru saja tidak ingin menikah dan memiliki anak karena dia tahu tak akan pernah bisa menjadi ibu yang baik dengan jejak kriminal seperti itu.

Otak Chizuru berspekulasi dua hal mengenai si kepala klan Sano. Yang pertama, Sano Aizen bernafsu kepada Chizuru sama seperti Kurihara Hideyoshi, dan itu sungguh menjijikan. Yang kedua, Sano Aizen jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya.

Jujur saja, spekulasi kedua terdengar sangat konyol, mengingat latar belakang mereka yang tak biasa. Aizen dan Chizuru berasal dari keluarga kriminal yang diincar pemerintah sejak puluhan tahun lalu. Kini mereka berdualah yang menjadi buronan karena telah merusak tatanan masyarakat akibat pengaruh buruk gokudo yang mereka dipimpin. Seharusnya Murayama Chizuru dan Sano Aizen tidak memiliki hubungan romansa apapun karena ini bukan film romantis di bioskop. Jika mereka bertemu, tempat yang pantas hanyalah penjara untuk buronan kelas kakap, bukan malah di sebuah rumah sambil makan malam dan tertawa bahagia bersama keluarga kecil.

Peluru terakhir telah Chizuru tembakkan ke papan bidik di depan sana. Rambut abu panjangnya yang digerai bergerak kecil saat si perempuan menahan lonjakan yang dihasilkan oleh pistol revolver. Ia mengembuskan napas begitu selesai melakukan kegiatan latihan pada hari ini. Dari banyaknya peluru yang Chizuru tembakkan, hanya dua yang tepat sasaran. Ini cukup buruk, tidak biasanya Chizuru selemah ini dalam kegiatan menembak. Semua ini terjadi karena Sano Aizen memenuhi kepalanya. Sangat menyebalkan.

Perempuan itu menatap lantai marmer yang dingin dan mengkilat. Murayama Chizuru bisa melihat pantulan diri di bawah sana. Wajahnya terlihat sangat suram karena telalu banyak pikiran.

Lagi lagi Chizuru menghela napas lelah. Lalu ia mengangkat kepala dan menadah pada langit-langit ruangan yang tak terlalu tinggi. Sang pemimpin Hakatsuru berusaha mengosongkan pikiran, tetapi rasanya sangat sulit.

Kemudian ia memutar tubuh dan berbalik arah ke belakang. Puluhan foto dan lukisan berjejer rapih di area belakang ruangan tembak. Pada area itu, lukisan wajah pendiri Hakatsuru dan semua keturunannya dipajang, bahkan lukisan dari Hazuru, Sanzuru, dan Chizuru pun ada. Namun, dari sekian banyaknya orang di lukisan tersebut, yang tersisa dari klan Murayama hanya Chizuru dan dua saudara laki-lakinya. Semua meninggal dunia dan sisanya angkat kaki dari klan Murayama.

Perempuan itu melangkah mendekati lukisan-lukisan tersebut. Ketukan yang beradu antara lantai dan sepatunya menggema di setiap sudut ruangan. Chizuru berdiri di depan sebuah lukisan berukuran hampir satu meter dengan bingkai berwarna emas. Ayahnya terlihat gagah mengenakan montsuki hakama di lukisan tersebut, belum lagi haori hitamnya terdapat kamon keluarga Murayama yang mana membuat otosan makin terlihat berkuasa.

Murayama Chizuru merindukan otosan yang merupakan pelatih sekaligus panutan dalam hidupnya. Tak hanya sang ayah, Chizuru juga merindukan okasan yang selalu mengepang rambutnya dengan berbagai macam jenis pita. Sebab okasan-lah Chizuru masih memiliki sisi feminim meskipun dibesarkan dengan cara yang ekstrem untuk ukuran anak perempuan.

Piercing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang