Alfa baru berhenti menggempur Eca di jam 5 pagi, bisa di bayangkan selama apa mereka berhubungan, mereka melakukannya dari jam 11 malam sampai pagi.
Saat Eca membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah, wajah tampan Alfa yang masih memejamkan matanya.
Tangannya terulur mengelus rahang tegas Alfa, pria yang ia cintai namun tak bisa ia miliki.
Merasa terganggu karena sentuhan Eca, Alfa pun terbangun membuka matanya, dan pandangannya pun bertemu manik indah Eca.
Tak ada yang membuka suara, keduanya hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun.
Tangan Eca masih mengelus wajah Alfa, lalu ia mendekatkan wajahnya dengan wajah tampan pria yang berada di depannya ini.
Cup
Eca mengecup lama kening Alfa, seakan menyalurkan rasa cintanya.
Alfa yang mendapatkan perlakuan mendadak Eca pun merasa terkejut, ini pertama kalinya Eca menciumnya tanpa di minta terlebih dahulu.
"Hehhhh apa ini caramu menggoda pria" ucap Alfa dengan smirknya.
Hampir saja ia terlena dengan perlakuan Eca, namun Alfa langsung mengembalikan kesadarannya.
Eca tak menanggapi ucapan Alfa, ia hanya diam menatapnya, untuk kali ini ia akan membiarkan Alfa mencemoohnya, karena setelah hari ini mungkin ia tidak akan melihatnya lagi.
"Kenapa kau hanya diam, apakah ucapanku benar" sinis Alfa.
"Bisakah kau memelukku" pinta Eca, ia tidak menjawab ucapan Alfa.
Saat ini ia benar benar ingin memeluknya, mungkin untuk terakhir kalinya.
Rasanya ia benar benar merasa sulit untuk menjauh dari Alfa, namun ia tidak punya alasan lagi untuk tetap bertahan, Alfa sudah menyuruhnya untuk pergi, mungkin ini memang saatnya semuanya harus berakhir.
"Kenapa?, apa kau ingin kembali menggodaku, hanya karna kita kembali tidur bersama, jangan harap bitch" tutur Alfa, lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan apartemen, setelah ia kembali mengenakan pakaiannya.
Melihat kepergian Alfa membuat hatinya terasa sesak.
"Hiksss,,,, sakit" tangis Eca pecah saat Alfa sudah pergi.
Ia terus memukuli dadanya yang terasa sesak saat mendengar ucapan Alfa.
Alfanya sudah benar benar membencinya, Alfanya sudah berada jauh dari genggamannya, Alfanya benar benar sudah meninggalkannya.
Eca terus menangis meraung, meluapkan semua kesedihannya.
"Hikkkssss,,, kenapa sakit bangettt rasanya, apa semuanya benar benar sudah berakhir" gumamnya sambil terus menangis meraung.
Saat dirinya sudah mulai tenang, ia pun memutuskan untuk segera pergi dari apartemen yang beberapa bulan ini ia tinggali.
"Awww ssshhhhh" ringis Eca saat bangkit dari kasurnya.
Bahkan kini rasanya vaginanya benar benar terasa sangat sakit, untuk sekedar bergerakpun rasanya sulit, tubuhnya benar benar terasa remuk.
Namun Eca tetap memaksakan langkahnya menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya.
Secepat mungkin ia ingin segera pergi dari tempat ini, karena semakin lama ia berada di sini rasanya hatinya semakin tak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY [END] 🔞✔
RomansaAlfa mengira semuanya hanya permainan semata, namun lama kelamaan rasa yang tak seharusnya ada, kini malah mampir dan menetap di hatinya. Cerita Dewasa 🔞 Tidak ada yang baik dalam cerita ini, jadi bijaklah dalam mencerna setiap tulisannya.