Chapter 10: Kabar Gembira

7.6K 515 2
                                    


Kehidupan kami setelah malam minggu itu berjalan normal. Pagi, seperti biasa Arial pergi berolah raga, sementara aku menyiapkan sarapan dan bekal makan siang. Karena sudah menyiapkan sarapan, Arial jadi lebih sering menyiapkan makan malam. Dia juga kadang mengajakku makan di luar atau memesan makanan dari luar kalau sedang malas memasak. 

Legalitas pencatatan sipil pernikahan kami pun sudah selesai dilakukan. Semua proses ini harus kami lakukan, karena sebelumnya, bukan nama aku yang tercatat sebagai mempelai perempuan, sehingga ada dokumen baru yang harus diurus dan diperbaiki.  Prosesnya sedikit memakan waktu, tetapi sekarang aku sudah sah menjadi istri Arial di mata agama dan juga hukum.

Weekend biasanya kami habiskan bersama untuk membereskan rumah dan melakukan preparasi makanan untuk satu minggu ke depan. Satu waktu, aku pernah harus lembur di hari Sabtu dan Arial dengan sigap membuat preparasi makanan tanpa di minta. Weekend pagi, aku sudah berapa kali ikut Arial lari pagi. Staminaku tentu kalah jauh dibanding Arial karena badanku ini sudah lama tidak dipakai berolahraga.

Arial juga selalu berusaha menjemput dan mengantarkanku pulang setiap hari. Saat lembur sampai malam pun Arial sengaja menjemputku walaupun sudah berapa kali aku tolak karena aku tidak enak selalu merepotkan dia, tapi Arial selalu menjemputku.

Hubungan kami berdua rasanya lebih seperti teman sekamar yang saling membantu, tapi masih menghormati privasi satu sama lain. Tanggung jawab untuk kerapihan rumah kami tanggung bersama. Satu minggu setelah kami menikah, Arial meminta nomor rekeningku dan dia langsung mentransferkan sejumlah uang kepadaku. Dia bilang sekarang tugasku untuk mengatur pengeluaran rumah. Uang yang dia berikan lebih dari cukup untuk mengcover kehidupan bulanan kami.

Malam hari, setelah makan malam, kami pasti mengobrol sebelum akhirnya masuk ke kamar masing-masing. Tanpa aku sadari, aku juga semakin nyaman dengan rutinitas kami. Perdebatan juga pernah muncul, tapi tidak pernah berimbas menjadi hal yang lebih rumit. 

Arial masing sering membuatku tersipu atau salah tingkah dengan gestur kecilnya entah itu gestur saat dia membawakan barang belanjaan saat aku terlihat kesulitan. Atau ketika dengan santainya dia membeli pembalut ke minimart karena ternyata datang bulanku hadir lebih cepat. Atau gestur kecil saat dia menyamakan pace larinya denganku karena melihat aku kelelahan.

Kami adalah teman sekamar yang kompak.

Satu bulan dari pernikahan kami, aku mendapatkan kabar dari ibuku kalau Gea akhirnya kembali ke rumah.


Marriage ProbationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang