Chapter 36: Eros

15.3K 608 16
                                    

Kami sedang mencuci piring bekas makan malam, seperti biasanya Arial yang mencuci dan membilas piringnya, lalu aku yang mengelap piringnya sebelum menyimpannya ke dalam kabinet atas.

Saat makan malam tadi, aku sempat menanyakan lagi ke Arial tentang arti percakapan Bahasa Jerman antara Arial dan Laras. Arial dengan tengil menjawab kalau isi dari percakapan itu adalah rahasia dan dia tidak akan pernah memberitahuku isi dari percakapan tadi apa. 

Walaupun aku tahu mereka berdua tidak berselingkuh, dan aku tahu Arial tidak mau mengungkap obrolan dia dengan Laras tadi adalah salah satu bentuk kejahilan Arial padaku, aku jadi iri lagi kepada Laras, karena dia dan Arial punya bahasa yang tidak bisa aku mengerti. 

Iya, aku cemburu. Dan karena cemburu, aku sempat kesal dan gemas karena Arial tidak mau memberitahu isi percakapan tadi. Jadinya, kami mencuci piring dalam diam, padahal biasanya aku mengoceh hal-hal random saat mencuci piring dengan Arial.

Seperti biasanya juga, Arial selalu melepaskan cincin nikahnya saat sedang mencuci piring. Yang berbeda malam ini adalah, tidak seperti biasanya Arial tidak langsung memasang cincin itu lagi di jarinya setelah dia selesai mencuci piring dan mengeringkan tangannya.

"Aku mau kasih kamu sesuatu." Kata Arial setelah selesai mengeringkan tangannya. Dia merogoh saku celananya dan memasangkan sesuatu di jariku. Aku melihat sebuah cincin emas polos sederhana terpasang dengan pas di jari manis tangan kananku.

Tidak lama kemudian, Arial juga memasang cincin di jari manisnya dengan model yang nyaris sama, bahannya saja yang berbeda, mungkin silver atau titanium.

Aku memperhatikan cincin yang baru dipasangkan Arial di jari manisku. Setelah diperhatikan lebih seksama, cincin ini ternyata sama sekali tidak polos. Aku bisa melihat pola tulisan tengwar seperti yang ada dalam film Lord Of The Rings. 

"Ruling ring?" Tanyaku tidak percaya, setelah melihat tulisan di cincin itu, aku langsung menyadari Arial baru saja memberikan ku cincin 'The One', cincin paling sakti dalam universe The Lord of The Rings yang diincar banyak orang. Ukiran tulisan Tengwar di cincin itu begitu halus dan hampir tidak terlihat, tapi di bawah cahaya yang cukup, tulisan itu terlihat terukir dengan indah di cincin itu. "Kamu beneran ngasih aku Ruling Ring sebagai cincin nikah?" Tanyaku sekali lagi

"Hampir mirip..." Jawab Arial. "Kalau ruling ring isinya black speech: One ring to rule them all, one ring to find them, One ring to bring them all and in the darkness bind them. Kalau tulisan di cincin ini, katanya asalnya dari elvish poem isinya kurang lebih: One ring to show our love, One ring to bind us, One ring to seal our love and forever to entwine us." Jelas Arial dengan santai.

"Kamu pernah bilang mau ruling ring buat jadi cincin nikah kita, aku sempet browsing dan nemuin ada pengrajin yang memang ngejual ruling ring sebagai wedding band." Arial melanjutkan penjelasannya. "Proses produksi dan shippingnya ternyata mayan lama, nyangkut juga di bea cukai. Harus ngurusin dulu ke sana, jadi cincinnya baru nyampe di tangan aku bulan ini. Waktu kamu minta dipulangin ke rumah orang tua kamu, aku sebenernya udah mau kasih cincin ini di mobil. Tapi kamu keburu emosi liat foto aku sama Laras."

Aku masih memproses semua perkataan Arial. Arial ternyata jadi memberikan cincin pernikahan baru untukku. Tiga bulan ini dia bukannya lupa tentang pembahasan cincin, dia sedang memenuhi ide konyolku yang ingin menjadikan cincin The Lord of The Rings sebagai cincin nikah kita. 

Aku melepas cincinku untuk melihat bagian dalam dari cincin nikah baruku. Nama kami berdua terukir di bagian dalam. Selain itu, ada tanggal yang tercantum di sana. Tanggal yang dicantumkan bukan tanggal pernikahan kami, tetapi tanggal saat aku meminta Arial untuk mengakhiri masa marriage probation kami.

"Terus kamu ngasih cincin ini di depan wastafel aja gitu?" Tanyaku. "Habis kita selesai cuci piring?" Aku masih tidak percaya Arial memberikanku cincin nikah baru.

"Harusnya ngasih di mana emang?" Tanya Arial.

"Gak bisa ngasih secara lebih romantis, gitu?" Tanyaku. "Candle light dinner, musik syahdu dan lembut, terus kamu berlutut buat ngelamar aku. Atau kamu ajak aku naek gunung, terus lamar aku pas matahari terbit" Kataku.

"Aku bukan cowok romantis, Zi." Kata Arial

Suamiku bilang dia bukan cowok romantis, tapi dia baru saja mengabulkan permintaan konyolku tentang cincin nikah. Dia tidak pernah membelikanku bunga, tetapi perhatian yang dia berikan padaku tidak pernah kurang. Dia jarang mengajakku berlibur atau mengunjungi tempat romatis. Tetapi itu karena Arial tahu pasti aku lebih menikmati hari-hari kosongku di dalam rumah dan tidak bertemu dengan banyak orang. Arial tidak tahu kalau menurutku dia adalah pria yang paling romantis yang pernah aku temui.

"Seenggaknya bilang kalau kamu cinta sama aku, Al." Kataku sambil memeluk lehernya. Arial mengangkat tubuhku dan mendudukkanku di atas meja dapur, membuat posisiku sedikit lebih tinggi darinya. 

"Ayo bilang kalau kamu cinta sama aku." Kataku. "Kamu cinta sama aku, kan?"

"Kamu udah tau jawabannya apa, Zi." Kata Arial.

"Tapi aku mau denger kamu langsung yang ngomong." Kataku, sambil menatap Arial penuh harap

Arial hanya diam menatapku, aku bisa melihat warna merah mulai naik di wajahnya.

"Ayo bilang." Kataku, setengah merajuk

"Aku mencintaimu." Setelah mengatakan itu, suamiku langsung menyembunyikan wajahnya di dadaku.

"Aku gak denger." Kataku. Aku mendengar ucapan Arial dengan jelas, hanya saja aku masih ingin menggoda suamiku. Kapan lagi aku bisa melihat Arial tersipu malu seperti ini?

Arial mengangkat wajahnya dari dadaku, "Aishiteru.." Bisiknya di telingaku

"Je t'aime..." Katanya sambil mencium kelopak mataku

"Ich liebe dich...." Katanya sambil mengecup bibirku dengan ringan. "Udah cukup?" Tanyanya

Aku tersenyum lebar dengan ucapan cinta dari Arial. "I love you too." Kataku dan mencium bibir Arial dengan penuh hasrat. Aku masih ingin Arial mengatakan perasaan cintanya lagi padaku, tetapi aku masih punya besok dan besok harinya lagi. Dia pasti akan mengatakannya lagi karena dia adalah suamiku, dan dia mencintaiku.

-TAMAT-


Marriage ProbationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang