Chapter 28: Interbellum

7.9K 523 3
                                    

Dari pagi, aku merasakan rasa tidak nyaman di perutku. Sepertinya bulan ini, tamu bulananku akan datang lebih cepat. Untungnya rasa sakitnya tidak terlalu mengganggu dan aku masih bisa melaksanakan tugas di kantor dengan normal. Sekitar satu bulan lalu, aku dan Arial sudah mengunjungi dokter kandungan untuk mendiskusikan tentang kontrasepsi yang cocok. Arial bahkan sempat menanyakan apakah ada opsi untuk pria selain kondom. Dokter menawarkan beberapa opsi termasuk vasektomi dan memperingatkan kalau reversal vasektomi mungkin dilakukan, tetapi prosedurnya dan tingkat keberhasilannya tidak semudah kedengarannya. 

Setelah mendengarkan saran dari dokter, Arial sebetulnya tidak keberatan untuk terus menggunakan kondom sebagai kontrasepsi utama, karena efek sampingnya yang paling minimum dibanding kontrasepsi lain. Namun, dengan beberapa pertimbangan counter measure dari masing-masing tipe kontrasepsi yang ditawarkan, akhirnya aku memutuskan untuk memilih pil kontrasepsi walaupun pernah memiliki sejarah kurang bagus dengan kotrasepsi oral. 

Honeymoon phase, mungkin itu yang sedang aku rasakan selama berapa pekan belakangan ini. Hubunganku dan Arial semakin dekat. Ibu mertuaku pernah bilang kalau Arial bukan tipe orang yang menunjukkan afeksi dari ucapan, tetapi tindakannya akan menunjukkan perhatiannya dengan lebih jelas dan aku bisa mengkonfirmasi hal itu. Sampai detik ini, Arial belum pernah secara langsung mengatakan "Aku mencintaimu.", Tetapi dari cara dia berkompromi denganku, cara dia mendengar dan menghargai pendapatku, aku merasa menjadi perempuan yang sempurna dan spesial di samping Arial.

Pelan tapi pasti, aku mulai bisa merasa bisa membaca ekspresinya dengan lebih baik. Aku merasa pernikahan aku dengan Arial akan bahagia selamanya. Pikiran naif, tetapi itu yang aku rasakan sekarang.

"Zi, kamu dan Delina ikut saya rapat di 403 sekarang, ya." Pak Jonri memanggilku dan Delina dan kami langsung mengikutinya dari belakang sambil membawa notepad dan laptop. 

Delina melemparkan padangan penuh tanda tanya ke arahku. Aku hanya mengangkat bahuku karena aku juga tidak tahu hari ini ada rapat apa. Pak Jonri biasanya mengikutsertakan kami ketika ada rapat dengan investor, tujuannya untuk memudahkan penyusunan draft kerjasama menjadi lebih cepat dan efisien. Tetapi, seingatku hari ini tidak ada yang akan datang.

"Pak, ini rapat apa?" Tanya Delina.

"Ada penjajakan proyek baru dengan perusahaan dari luar." Jawab Pak Jonri, "Hari ini, kebetulan leader proyeknya dateng. Pak Wiyoto minta kita dateng buat persiapin proposal yang cocok sambil memperhatikan pertemuan mereka."

"Kalau lolos kita dapet bonus gak, pak?" Tanya Delina

"Kerja dulu, baru pikirin bonus." Balas Pak Jonri.

Ruangan rapat ternyata sudah diisi oleh beberapa orang, Pak Jonri langsung menuju meja bundar utama yang biasanya ditempati jajaran direksi dan kadiv. Aku dan Delina langsung menuju kursi yang posisinya ada di belakang Pak Jonri. Tidak berapa lama kemudian, ruangan mulai penuh dan acara rapat pun dimulai.

Seperti biasanya, aku mulai mengetik poin-poin penting yang aku dengar dan tidak terlalu memperhatikan kondisi sekitar. Pandanganku mulai teralih ketika nama leader project dipanggil: Kirana Larasati

Kepalaku langsung mendongak untuk melihat apakah beliau adalah orang yang sama dengan Laras. 

Iya, aku langsung mengenalinya sebagai Laras. Kulitnya ternyata terlihat jauh lebih putih dibandingkan dengan di foto.

"Menurut kamu cakep gak, Zi?" Delina berbisik ke arahku, "Outfitnya cool beud. Pengen nyobain deh pake style kayak gitu."  

Iya, Laras terlihat cantik dan berkarismatik saat memaparkan konsep kerja sama yang diinginkan perusahaanya di depan dewan direksi. Dia menggunakan setelan blazer yang cuttingnya terkesan maskulin di tubuhnya yang jenjang dan semakin mempertegas kesan berwibawa dan kompeten. Walaupun outfitnya terkesan maskulin, rambut panjang hitamnya yang dibiarkan terurai membuatnya tetap terlihat feminim. Wanita karir yang sukses, itu aura yang terpancar saat aku melihat Laras

Marriage ProbationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang