Chapter 32: Anath

7.4K 515 32
                                    

"Ya?" Arial membuka tirai yang menutupi area blankarnya. Dia terlihat kebingungan karena aku meneriakkan namanya. Beberapa pasien dan suster di bangsal IGD juga sedang memperhatikan aku yang berteriak kencang. Posisi blankar Arial tepat berada di sebelah blankar yang pasiennya ditutup dengan kain putih.

Bukan Arial yang meninggal.
Ketika informasi itu akhirnya bisa dicerna oleh kepalaku, aku langsung merasakan lega yang teramat sangat, Arial belum meninggalkan aku, dia masih di sini.  Kemeja dan celana yang dia kenakan masih sama dengan yang dia gunakan kemarin, aku bisa melihat beberapa luka dan bekas darah di kemejanya, tetapi Arial masih hidup.

Laras membimbing badanku untuk mendekat ke kasur Arial, mendudukkanku di kursi, dan memastikan aku bisa duduk dengan tegap di kursi itu. Laras kemudian berjalan mengitari blankar untuk sampai ke sisi lain dari kasur Arial. "Bini lu nangis tuh." Katanya.

"Elu yang udah bikin dia nangis." Kata Arial, "Kita berdua dituduh selingkuh." 

Badanku masih gemetaran karena mengira Arial sudah meninggal tadi, kalau melihat kondisinya sekarang, luka dia sepertinya tidak terlalu parah. Aku bersyukur karena sepertinya Arial masih sehat dan selamat.

"Denger ya, dek." Laras berbicara ke arahku. "Aku gak mungkin selingkuh sama Arial."

Aku melihat ke arah mereka berdua. Arial melirik ke arah Laras dan berkata, "Kamu aja yang jelasin semuanya." Kata Arial, "Kalau aku yang ngomong, dia gak akan mau denger."

Laras menarik nafas panjang. "Jadi gini ya, Dek Zia." Laras berkata dengan kecepatan pelan, dia seperti ingin memastikan aku mendengar semua yang akan dia ucapkan. "Aku gak mungkin selingkuh sama Arial, karena He straight like an arrow dan gue ich liebe muschi."

"Ngomongnya gak usah pake bahasa Jerman!" Kata Arial sewot. "Bini gue kagak ngerti!"

"Santai, Bang!" Kata Laras. "Katanya baru kecelakaan, masih aja emosian lu!"

Melihat Arial menatapnya dengan sinis, Laras melanjutkan penjelasannya, "Jadi gini, Zi." Lanjut Laras. "Aku gak mungkin selingkuh sama Arial, because I love women, Zi."

Aku mencoba mencerna perkataan Laras. 

"I am a lesbian." Laras mempertegas ucapannya. "Gak mungkin aku selingkuh sama Arial, karena gender dia aja udah salah."

Aku menatap mereka berdua dengan tidak percaya.

"Kemarin aku gak sengaja ketemu Arial waktu rapat di Great Line." Lanjut Laras. "Aku meluk dia, udah itu aja. Salah aku yang narik Arial buat pelukan, karena kebiasaan di Jerman kayak gitu. Kita gak ngelakuin apapun, but that camera angle did a nasty thing! Kita keliatan jadi kayak lagi ngapa-ngapain, padahal aku cuma meluk buat nyapa Arial. Foto itu gak nunjukin gimana sewotnya Arial karena aku tiba-tiba meluk dia."

"Hari ini, aku ngontak Arial karena mau ngasih undangan resepsi aku, akhir tahun nanti." Lanjut Laras. "Aku mau nikahin istri aku secara resmi di Jerman. Arial minta untuk langsung anterin undangannya ke rumah. Nyampe di apartemen kamu, bini kamu malah nuduh kita selingkuh. Mana ada?! Cakepan bini gue ke mana-mana dibanding elu!"

Mulutku terbuka lebar mendengar semua informasi ini. Laras gay

"Masih gak percaya?" Tanya Laras. Laras menunjukkan lock screen iphone-nya, Laras terlihat berciuman mesra dengan seorang perempuan berambut pirang kecoklatan di foto itu. "Ini istri aku, namanya Franka. Dan ini foto anaknya aku sama Franka, umurnya udah 11 bulan." Laras menunjukkan foto seorang bayi laki-laki bermata biru."

Laras menunjukkan lagi beberapa foto kebersamaan mereka.

Aku melihat ke arah Arial yang dari tadi diam saja dan membiarkan Laras menjelaskan semuanya. Arial masih memilih diam dan membiarkan Laras yang berbicara.

Marriage ProbationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang