Penyesalan yang Tak Berujung

53 22 1
                                    

Di balik senyap malam yang merayu,
Tersimpan kenangan yang tak mampu ku enyahkan.
Cahaya redup rembulan menatap pilu,
Menggali luka yang tersembunyi dalam angan.

Satu persatu kata tak terucap,
Berbaris di benak, menyesakkan dada.
Seperti hujan yang tak kunjung reda,
Begitu juga sesal ini, terus menyapa.

Setiap jejak langkah yang pernah ku pijak,
Menyisakan bayang-bayang kelabu.
Dalam gemuruh pikiran yang tak kunjung berhenti,
Ada sesal yang merantai jiwa tak henti.

Kisah cinta yang pernah ku khianati,
Seperti bunga layu di penghujung musim semi.
Tatapan matamu yang penuh kecewa,
Masih menghantui di setiap mimpiku yang fana.

Di kala senja, aku merenungi,
Betapa waktu tak pernah memberi ampun.
Satu detik terbuang, satu detik kembali,
Namun tak mampu menghapus semua penyesalan ini.

Waktu berlalu seperti aliran sungai,
Membawa pergi impian yang tak tergapai.
Dalam bisik malam, aku berdoa,
Agar penyesalan ini dapat mereda.

Namun bayanganmu selalu hadir,
Mengusik tenang hatiku yang rapuh.
Kata-kata yang tak pernah ku ucapkan,
Menjadi hantu dalam benak yang tak terpadamkan.

Andai dapat ku putar waktu kembali,
Aku akan memilih jalan yang berbeda.
Menghindari luka yang kini membekas,
Menulis kisah baru tanpa sesal di dada.

Namun kenyataan adalah belenggu,
Yang tak dapat ku lepaskan dari nyata.
Penyesalan ini seperti jeruji besi,
Membatasi langkah, mengekang setiap asa.

Di bawah langit yang membiru,
Aku masih terkurung dalam penyesalan.
Menggenggam harap dalam sunyi,
Semoga suatu hari aku bisa melepaskan.

Sampai saat itu tiba,
Aku akan terus berjalan di jalan ini.
Dengan penyesalan sebagai bayangan,
Dan harapan sebagai bintang penuntun.

Diksi Dalam SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang