Masih Ingat Tuhannya

42 18 2
                                    

Dipertemukan aku dengan sosoknya,
Seorang lelaki berbadan tambun,
Di surau yang tenang kala itu.

Tampak ia berusaha,
Menanyaiku dengan kata yang terbata,
Seolah ingin menjelaskan
Sesuatu yang terpendam.

Awalnya, ku jawab seadanya,
Namun rasaku tak tertahan;
Ada sesuatu yang lain nampak darinya,
Karena terkadang ia meracau
Dengan sendirinya,
Dalam dunia yang hanya ia kenali.

Tak lama, akhirnya ku tahu,
Ia istimewa-
Tertegun, tak mampu kututupi.
Namun, setelah terpikir kembali,
Ku kagum padanya,
Karena ia masih ingat kepada Tuhannya.

Ia masih mau mengunjungi rumah-Nya,
Bersujud di hadapan-Nya,
Menyebut dan membaca asma-Nya,
Dengan lirih dan khidmat.

Meski dengan segala
Keterbatasan fisik yang diderita,
Kekalutan dalam pikirannya,
Ia tetap berusaha,
Seolah semua itu biasa.

Harapku dari bait-bait ini,
Dapat tersampaikan dengan jelas,
Senantiasa ingat kepada-Nya;
Tuhan selalu ada untuk kita,
Namun kadang kita melupakannya.

Diksi Dalam SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang