Elegi Sebuah Janji

51 25 0
                                    

Dalam senyap malam, di antara bisikan angin,
Ada janji yang pernah kita ucapkan,
Di bawah langit kelabu yang tak bertepi,
Kita berdua berdiri, dengan hati yang penuh harapan.

Janji itu, tak lain adalah ikrar cinta,
Yang kita rajut dengan benang-benang kebersamaan,
Di antara tawa dan tangis, dalam suka dan duka,
Kita yakin, janji itu akan bertahan selamanya.

Namun waktu, bagai hujan yang tak terduga,
Membawa kilat dan petir yang memecah langit,
Mengikis perlahan setiap helai benang janji,
Hingga yang tersisa hanya serpihan memori.

Aku masih ingat, saat kita genggam tangan erat,
Di bawah sinar bulan yang temaram,
Kau ucapkan janji dengan suara yang bergetar,
Bahwa kita akan bersama, hingga akhir hayat.

Tapi kini, janji itu terasa begitu jauh,
Bagai bayangan yang pudar di senja yang terluka,
Kau pergi, meninggalkan aku dalam sepi,
Dengan janji yang hanya menjadi elegi.

Kata-kata yang dulu penuh makna,
Kini hanyalah gema hampa dalam benakku,
Janji yang kau ucapkan, pernah jadi pelita,
Kini hanya lilin yang meleleh dalam kesedihan.

Aku bertanya pada malam, pada bintang yang diam,
Kemana perginya janji yang dulu kita rajut?
Apakah angin membawa pergi bersama waktu,
Atau kau simpan dalam lemari hati yang terkunci?

Mungkin aku yang terlalu percaya,
Pada janji yang tak pernah kau niatkan untuk penuhi,
Atau mungkin kau yang lelah menahan beban,
Hingga akhirnya memilih untuk melepaskan.

Namun janji itu, bagiku bukan sekedar kata,
Ia adalah cermin dari cinta yang pernah kita miliki,
Dan meski kini hanya menjadi elegi,
Aku tetap mengingatnya, sebagai bagian dari diriku.

Elegi sebuah janji, yang kini terpendam dalam hati,
Bersama luka yang tak kunjung sembuh,
Aku biarkan waktu mengubur segala kenangan,
Tapi janji itu, akan selalu menjadi bagian dari hidupku,
Bagian dari cinta yang tak akan pernah terlupakan.

Diksi Dalam SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang