Di balik tirai hitam yang membungkus malam,
Keadilan seolah terhimpit dalam kesunyian,
Hukum berdiri kokoh, namun nyatanya rapuh,
Memisahkan yang benar dari yang tak berdaya.Kata-kata yang terucap penuh dengan sandiwara,
Saksi bisu melihat, terjebak dalam duka,
Gema jeritan suara yang tertahan,
Di balik palang-palang besi, tak terlahir keadilan.Dari atas meja pengadilan yang megah,
Sang hakim menimbang, tapi hatinya beku,
Hukum tak selalu adil, itulah kenyataan,
Roda kehidupan tak berputar seimbang.Si kaya menggenggam kekuasaan,
Si miskin terdesak, mengais harapan,
Dari semua perjanjian yang terbuang,
Hukum diputarbalikkan, keadilan terabaikan.Di sudut gelap kota yang terbakar,
Pemberontakan merekah dalam jiwa,
Teriakan anak-anak yang terabaikan,
Keadilan yang hilang, seolah tak berharga.Tapi, di tengah kesuraman ini,
Muncul harapan di antara celah-celah,
Suara-suara bangkit, tak lagi bersembunyi,
Mereka yang tertindas, bersatu melawan ketidakadilan.Akhirnya, hukum yang tak adil ini,
Akan terpaksa mendengarkan seruan hati,
Karena keadilan sejati tak akan mati,
Ia akan bangkit, meski harus berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi Dalam Sepi
PoetryHanya seseorang yang ingin bercerita mengenai kehidupannya melalui diksi yang dirangkai sedemikian rupa menjadi sebuah puisi. Hi, readers! Jangan lupa follow akun ini, vote ceritanya, dan tinggalkan komentar ya. Setiap dukungan dari kalian membuatku...