Bayang Penyesalan

48 23 2
                                    

Di tepian waktu yang telah berlalu,
Aku berdiri, memandang jauh ke belakang,
Di sana, tersimpan sejuta kenangan,
Yang kini hanya bayang penyesalan yang datang.

Kisah indah yang pernah kujalani,
Ternyata tak seindah yang kubayangkan,
Segala tawa, segala tangis,
Ternyata hanya meninggalkan luka yang dalam.

Dulu, langkahku penuh percaya diri,
Menggenggam mimpi, menggapai bintang di langit,
Namun kini, di sini aku terdiam,
Menyesali setiap langkah yang pernah kupilih.

Cinta yang dulu membara di hati,
Kini memudar, menyisakan perih,
Keputusan-keputusan yang pernah kubuat,
Kini menjadi beban yang tak kunjung terangkat.

Mengapa tak kusadari sejak awal,
Bahwa setiap langkah meninggalkan jejak,
Jejak yang tak bisa dihapus,
Meninggalkan penyesalan yang tak bisa dikikis.

Andai waktu bisa kuputar kembali,
Aku akan memilih jalanku dengan bijak,
Takkan kubiarkan hati tersakiti,
Takkan kubiarkan diri tenggelam dalam angan semu.

Namun kini, semua telah terjadi,
Hanya penyesalan yang menjadi teman setia,
Di sudut hati, terdengar bisikan lembut,
"Belajarlah dari kesalahan, jangan ulangi lagi."

Aku berjalan dalam bayang penyesalan,
Mencari secercah cahaya pengampunan,
Berharap suatu hari, luka ini sembuh,
Dan penyesalan menjadi pelajaran berharga.

Dalam sunyi malam, aku berdoa,
Agar Tuhan memberi kekuatan,
Untuk melangkah maju, tinggalkan masa lalu,
Dan menemukan kedamaian dalam hatiku.

Penyesalan mungkin takkan pernah hilang,
Namun dari penyesalan, aku belajar,
Bahwa hidup adalah perjalanan panjang,
Yang penuh dengan pelajaran dan harapan.

Di ujung perjalanan, aku berharap,
Akan kutemukan arti dari semua ini,
Bahwa setiap penyesalan, setiap luka,
Adalah bagian dari kisah hidup yang sempurna.

Diksi Dalam SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang