Pertemuan demi pertemuan di warmindo telah menjadi kebiasaan baru bagi Tiara dan Nina. Setiap sore, mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan mengobrol. Tiara yang biasanya pulang ke rumah langsung setelah les, kini lebih memilih singgah di warmindo untuk bertemu dengan Nina.
Hari itu, Tiara tiba lebih dulu di warmindo. Sambil menunggu Nina, ia membuka buku catatan sekolahnya dan mulai mengerjakan PR. Tidak lama kemudian, Nina datang dengan senyum di wajahnya. "Hai, Tiara. Sudah datang duluan ya?" sapa Nina sambil duduk di seberangnya.
"Hai, Kak. Iya, aku ada PR yang harus dikerjakan, jadi sambil nunggu Kak Nina, aku kerjain dulu," jawab Tiara.
Nina melihat buku catatan Tiara dan tersenyum. "Mau aku bantu? Mungkin ada yang bisa aku jelaskan."
Tiara mengangguk antusias. "Boleh, Kak. Aku agak kesulitan dengan matematika ini."
Mereka berdua lalu tenggelam dalam pembahasan PR matematika Tiara. Nina dengan sabar menjelaskan setiap langkah dan rumus yang diperlukan, sementara Tiara mendengarkan dengan seksama. Sesekali, Nina bercanda untuk membuat suasana lebih ringan, dan Tiara tertawa kecil.
Setelah beberapa saat, PR Tiara selesai. Ia merasa lega dan berterima kasih kepada Nina. "Terima kasih banyak, Kak Nina. Kalau nggak ada Kakak, mungkin PR ini nggak selesai."
"Senang bisa membantu," jawab Nina. "Kamu pintar, kok. Kadang cuma butuh sedikit bantuan untuk memahami konsepnya."
Mereka pun membicarakan topik lain. Tiara mulai menceritakan tentang hari-harinya di sekolah, teman-temannya, dan masalah-masalah kecil yang dihadapinya. Nina mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan nasihat dan dukungan setiap kali Tiara membutuhkannya.
Tiara merasa semakin nyaman dan percaya pada Nina. Suatu hari, ia merasa perlu menceritakan sesuatu yang lebih pribadi. "Kak, boleh curhat sesuatu?"
"Tentu, Tiara. Ada apa?" jawab Nina dengan suara lembut.
"Aku merasa kesulitan di rumah. Orang tua selalu bertengkar, dan aku nggak tahu harus gimana. Aku sering merasa tertekan dan nggak punya tempat untuk melarikan diri," ungkap Tiara dengan suara pelan.
Nina terdiam sejenak, lalu menepuk bahu Tiara dengan lembut. "Aku mengerti perasaanmu. Kadang, keluarga bisa jadi tempat yang penuh tekanan. Tapi ingat, kamu nggak sendirian. Kamu selalu bisa berbicara dengan aku."
Tiara merasa sedikit lega mendengar kata-kata Nina. "Terima kasih, Kak. Aku merasa lebih baik setelah berbicara dengan Kakak."
"Selalu ada untuk kamu, Tiara. Kamu anak yang kuat dan berbakat. Jangan biarkan masalah di rumah menghalangi potensi kamu," kata Nina dengan penuh perhatian.
Dari hari ke hari, hubungan mereka semakin erat. Nina menjadi sosok yang selalu ada untuk Tiara, memberikan dukungan dan bimbingan. Tiara merasa beruntung memiliki Nina dalam hidupnya, sebagai seorang teman, mentor, dan mungkin lebih dari itu.
Nina juga mulai menyadari bahwa kehadiran Tiara memberikan warna baru dalam hidupnya. Meskipun Nina terbiasa dengan rutinitasnya yang tenang dan mandiri, kehadiran Tiara yang ceria dan penuh semangat membuat Nina merasa lebih hidup. Ada rasa hangat dan nyaman setiap kali mereka bersama, dan Nina menikmati peran barunya sebagai seseorang yang dapat diandalkan oleh Tiara.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU GAK JELAS (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan kontradiksi dan dinamika hubungan, cerita ini mengeksplorasi cinta antara dua wanita yang terpaut jarak usia 10 tahun. Nina Anggraini adalah seorang wanita yang tegas, cuek, dan sedikit kasar dalam sikapnya, namun ia me...