Merencanakan Masa Depan

5 0 0
                                    

Saat Tiara semakin dekat dengan akhir masa sekolahnya di SMK Negeri 5 Jakarta, persiapan untuk ujian nasional menjadi fokus utamanya. Di tengah kesibukan ini, Nina mendapat panggilan dari Dedi dan Rina, orangtua Tiara, untuk datang ke rumah mereka guna membahas rencana pendidikan Tiara setelah lulus.

Di rumah keluarga Tiara, suasana hangat terasa saat Nina duduk bersama Dedi dan Rina di ruang tamu. Dedi memulai percakapan dengan nada serius namun penuh perhatian.

"Dari dulu, kami selalu ingin yang terbaik untuk Tiara," kata Dedi. "Kami tahu dia punya bakat dan minat di banyak hal, tapi kami juga ingin memastikan dia mendapatkan pendidikan yang baik setelah SMK."

Rina menambahkan, "Benar, Nina. Kami sangat menghargai dukunganmu selama ini. Tiara selalu cerita bagaimana kamu membantunya dengan tugas sekolah dan hal-hal lain. Kami ingin mendengar pendapatmu tentang rencana masa depan Tiara."

Nina tersenyum sambil mengangguk. "Terima kasih atas kepercayaannya. Saya juga ingin yang terbaik untuk Tiara. Saya pikir, mengingat minatnya yang besar dalam desain, mungkin dia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi di bidang desain grafis atau multimedia."

Dedi terlihat berpikir sejenak. "Desain grafis, ya? Itu bisa menjadi pilihan yang baik. Tapi, apakah itu sesuai dengan potensi karir yang stabil di masa depan?"

Rina melirik ke arah suaminya, kemudian menatap Nina. "Kami juga khawatir tentang prospek pekerjaan di bidang tersebut. Kami tidak terlalu mengerti tentang bidang itu, jadi kami ingin memastikan kalau pilihan itu tepat."

Nina memahami kekhawatiran mereka dan mencoba memberikan penjelasan. "Industri kreatif sebenarnya sangat berkembang saat ini, terutama dengan adanya digitalisasi. Banyak perusahaan yang membutuhkan desainer grafis untuk berbagai kebutuhan, seperti pemasaran, branding, dan media sosial. Selain itu, Tiara punya bakat alami dan passion yang kuat di bidang ini. Saya yakin dia bisa sukses kalau mendapatkan pendidikan yang tepat dan terus mengasah kemampuannya."

Dedi mengangguk perlahan. "Kalau begitu, kami akan mempertimbangkannya. Yang terpenting bagi kami adalah Tiara bisa mengejar passion-nya dan juga memiliki masa depan yang cerah."

Rina menambahkan, "Kami ingin Tiara bahagia dan sukses. Kami juga berharap kamu bisa terus membimbingnya, Nina. Dia sangat beruntung punya kamu yang selalu mendukung."

Nina merasa tersentuh dengan kata-kata Rina. "Tentu saja, saya akan selalu ada untuk Tiara. Kami akan bekerja sama untuk mencapai impian kami."

***

Malam harinya setelah pertemuan itu, Nina pulang ke apartemen mereka. Ia mendapati Tiara sedang duduk di sofa dan sedang belajar. Lalu ia berbicara tentang apa yang dibahas dengan orangtua Tiara.

"Aku tadi ke rumah orangtuamu dan mereka membahas masa depanmu setelah lulus nanti," kata Nina memulai pembicaraan.

Tiara yang tadinya fokus belajar mendadak diam dan memperhatikan Nina.

"Mereka khawatir akan pilihanmu yang ingin kuliah di bidang desain grafis atau multimedia. Tapi aku meyakinkan mereka dan menjelaskan tentang prospek kerja dari bidang itu," kata Nina lagi.

"Lalu bagaimana tanggapan mereka?" tanya Tiara penasaran.

"Mereka mendukung yang terbaik untukmu. Dan mereka mengharapkanku untuk terus membimbingmu," jawab Nina.

"Nina, aku senang banget mama papa mendukung aku untuk kuliah," kata Tiara dengan antusias. "Tapi aku juga tahu mereka khawatir tentang masa depanku."

Nina tersenyum, merangkul Tiara. "Itu wajar. Mereka hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi kamu harus yakin pada pilihanmu. Desain grafis adalah bidang yang luas dan penuh peluang."

Tiara mengangguk. "Aku tahu. Aku memang suka desain, tapi kadang aku khawatir. Bagaimana kalau aku tidak cukup baik? Bagaimana kalau aku gagal?"

Nina menatap Tiara dengan penuh kasih. "Tiara, kamu sangat berbakat. Jangan pernah meragukan dirimu sendiri. Bahkan jika ada tantangan, kita bisa menghadapinya bersama. Aku percaya kamu bisa sukses."

Tiara tersenyum, merasa lebih tenang dengan dukungan Nina. "Terima kasih, sayang. Kamu selalu membuatku merasa lebih baik. Aku juga mau mendukungmu, apapun yang kamu lakukan."

Nina tersenyum hangat. "Aku senang kamu berpikir begitu. Aku juga punya impian untuk berkembang lebih jauh di karirku. Siapa tahu, suatu hari nanti aku bisa punya bisnis sendiri di bidang teknologi."

Tiara menatap Nina dengan kagum. "Itu keren banget, Nina! Aku pasti akan mendukungmu sepenuhnya. Kita bisa jadi pasangan sukses, ya?"

Nina tertawa kecil. "Tentu, kita bisa. Tapi yang paling penting, kita bahagia bersama. Apa pun yang terjadi, kita hadapi bersama."

Malam itu, mereka berdua berbicara lebih banyak tentang impian dan harapan mereka. Pembicaraan itu membuat mereka semakin dekat, dan mereka semakin yakin bahwa mereka bisa melalui apa pun bersama-sama. Dengan cinta dan dukungan satu sama lain, mereka merasa siap menghadapi masa depan, apapun bentuknya.

To be continued

PACARKU GAK JELAS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang