Komunikasi yang Terputus

43 3 0
                                    

Hari-hari berlalu, dan Tiara semakin sibuk dengan kegiatan sekolahnya di SMK. Jurusan Multimedia yang diambilnya memang menuntut banyak waktu dan perhatian, terutama dengan tugas-tugas dan proyek yang harus diselesaikan. Di sisi lain, Nina merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Meski ia ingin mendukung Tiara, perasaan rindu dan cemas semakin sering menghantuinya.

Di satu malam, setelah seharian penuh dengan tugas sekolah, Tiara akhirnya bisa bertemu Nina di warmindo. Namun, suasana tidak seperti biasanya. Nina tampak gelisah dan cemas.

"Sayang, akhir-akhir ini kamu sibuk sekali. Aku merasa kita jadi jarang bertemu," ujar Nina dengan nada sedikit kecewa.

Tiara menghela napas panjang. "Aku tahu, Nina. Tapi aku benar-benar sibuk dengan tugas-tugas sekolah. Kamu harus mengerti itu."

"Aku mengerti, tapi rasanya kita jadi jauh. Bahkan untuk sekadar ngobrol pun kita jarang," balas Nina, matanya menunjukkan rasa frustrasi.

"Aku bukan tidak mau ngobrol, tapi waktu dan tenaga benar-benar habis untuk sekolah. Apa kamu pikir aku tidak kangen?" Tiara mencoba menjelaskan, namun nada suaranya mulai meninggi.

Nina menatap Tiara, mencoba meredakan emosinya. "Kamu tahu aku selalu mendukungmu, tapi bisakah kita coba untuk lebih mengatur waktu? Mungkin bisa lebih sering bertemu, meskipun sebentar."

Tiara menggeleng. "Kamu tidak mengerti. Aku juga punya tanggung jawab di sekolah. Kamu pikir mudah bagiku untuk membagi waktu?"

Suasana semakin tegang. Nina mencoba menenangkan diri, tapi perasaannya sulit dikendalikan. "Aku tidak bilang itu mudah. Aku hanya ingin kita tetap terhubung, bukan seperti ini."

Tiara menatap Nina dengan mata penuh air mata. "Apa kamu pikir aku tidak merasa kesulitan? Aku melakukan yang terbaik yang aku bisa."

Nina merasa hatinya sakit melihat Tiara seperti ini. "Aku tidak ingin membuatmu semakin terbebani. Aku hanya... aku hanya ingin kita tetap dekat."

Tiara menunduk, merasa bersalah namun juga tidak tahu harus bagaimana. "Aku juga ingin begitu. Tapi bisakah kita mencari cara untuk menyeimbangkan semuanya?"

Nina mendekati Tiara dan meraih tangannya. "Kita harus mencoba. Aku tidak ingin kita terus seperti ini."

Tiara mengangguk pelan. "Aku akan berusaha. Tapi kamu juga harus mengerti kalau ini tidak mudah."

Nina menarik napas dalam-dalam. "Aku mengerti. Mari kita coba lebih baik. Aku tidak ingin kehilanganmu."

Malam itu, mereka berdua duduk bersama, mencoba mencari jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi. Meskipun percakapan mereka sering diwarnai dengan perdebatan, cinta dan keinginan untuk tetap bersama tetap kuat.

***

Nampaknya situasi tidak segera membaik. Hari demi hari, mereka terus berusaha memperbaiki komunikasi, namun sering kali perdebatan dan ketegangan muncul kembali.

Pada suatu malam, mereka kembali berdebat ketika sedang berkomunikasi lewat video call.

"Kenapa kamu tidak pernah punya waktu untukku lagi?" tanya Nina dengan nada sedih.

"Aku selalu mencoba, Sayang. Tapi tugas-tugas ini tidak ada habisnya," jawab Tiara dengan nada lelah.

"Aku hanya ingin kita punya waktu bersama. Apa itu terlalu banyak?" balas Nina, frustasi.

Tiara terdiam sejenak. "Aku juga ingin begitu. Tapi kita harus menemukan cara untuk mengatasi ini."

Perdebatan terus berlanjut, namun keduanya tetap berusaha untuk memahami satu sama lain. Meskipun sulit, mereka tidak menyerah. Tiara dan Nina tahu bahwa cinta mereka cukup kuat untuk menghadapi tantangan ini, dan mereka bertekad untuk menemukan jalan keluar bersama.

To be continued

PACARKU GAK JELAS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang