Selama beberapa hari terakhir, Tiara mengalami masa-masa sulit di sekolah. Dia menghadapi beberapa masalah dengan teman sekelompoknya dan tekanan akademis yang semakin meningkat. Sementara itu, Nina sedang berada di Surabaya untuk urusan pekerjaan dan tidak bisa berada di sisi Tiara untuk memberikan dukungan langsung.
Tiara duduk di ruang kelasnya yang kosong, membolak-balik buku catatan dan tugas-tugas yang menumpuk. Teman-teman sekelasnya, Siska dan Vina, duduk di seberang meja, terlihat khawatir dengan keadaan Tiara.
"Tiara, kok lu keliatan lemes banget," kata Siska dengan penuh perhatian. "Ada yang bisa kita bantu?"
Tiara menghela napas panjang. "Gue lagi ngadepin kesulitan dengan proyek kelompok ini. Si Dimas nggak ngerjain yang bagian dia dan gue harus nyelesain semuanya sendirian. Gue bener-bener kewalahan deh."
Vina menyentuh bahu Tiara. "Kita bisa bantu, kalo lu mau. Mungkin kita bisa berbagi tugas buat nyelesain proyek ini. Ya nggak Sis?"
Siska mengangguk. "Bener tuh."
"Terima kasih, Vina, Siska. Tapi gue rasa ini terlalu banyak untuk diselesain dengan cepat," jawab Tiara sambil menggelengkan kepala. "Gue cima perlu waktu untuk nyelesain ini kok."
***
Di hari berikutnya, suasana di sekolah tidak banyak berubah. Tiara merasa semakin tertekan dan cemas dengan jadwalnya yang padat. Selama istirahat, Tiara duduk sendirian di kantin, mencoba menenangkan pikirannya. Siska dan Vina bergabung, membawa makanan dan minuman untuknya.
"Tiara, kami tau lu lagi sibuk," kata Siska sambil menyodorkan teh hangat kepada Tiara. "Kami cuma pengen mastiin lu nggak terlalu stres. Mungkin kita bisa nyari solusi bareng-bareng."
Tiara tersenyum lemah dan menerima minuman tersebut. "Gue sangat menghargai kalian. Gue bener-bener merasa tertekan, dan gue nggak tau harus bagaimana."
Vina memberikan semangat. "Ingat, lo nggak sendirian. Kami ada di sini buat bantu lu."
***
Setelah hari yang panjang di sekolah, Tiara kembali ke apartemennya. Dia merasa sangat lelah dan tertekan. Menjelang malam, sebelum tidur, Tiara memutuskan untuk melakukan panggilan video dengan Nina, yang masih berada di Surabaya.
Nina menerima panggilan dan wajahnya muncul di layar ponsel Tiara. "Hai, sayang. Bagaimana harimu?"
Tiara menghela napas dan memandang layar dengan tatapan lelah. "Hari ini sangat sulit. Aku menghadapi banyak masalah di sekolah dan merasa sangat stres. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku merasa sangat kesepian tanpa kamu di sini."
Nina menatap Tiara dengan penuh rasa empati. "Aku sangat minta maaf aku tidak bisa ada di sana. Ceritakan padaku lebih lanjut tentang apa yang terjadi. Aku ingin membantu sebanyak mungkin."
Tiara mulai menceritakan masalahnya. "Ada masalah dengan proyek kelompokku. Aku harus menyelesaikan semuanya sendirian, dan aku merasa tidak bisa menghadapinya. Aku juga merasa kesulitan dengan beberapa mata pelajaran."
Nina mendengarkan dengan penuh perhatian. "Aku mengerti betapa sulitnya situasi ini. Aku yakin kamu bisa mengatasinya. Coba kita cari solusinya bersama. Mungkin kita bisa merencanakan bagaimana kamu bisa membagi waktu dan tugasmu dengan lebih baik."
Tiara merasa sedikit lega setelah mendengar dukungan dari Nina. "Itu ide yang bagus. Tapi aku benar-benar merasa kelelahan dan tidak tahu harus mulai dari mana."
Nina mencoba memberikan motivasi. "Ingat, kamu sudah melalui banyak hal sebelumnya dan selalu berhasil. Aku percaya kamu bisa melewati ini juga. Mungkin kamu bisa mulai dengan membuat daftar tugas dan prioritas, dan fokus pada satu hal pada satu waktu."
Tiara mengangguk. "Aku akan mencobanya. Terima kasih sudah mendengarkan dan memberikan dukungan. Aku merasa lebih baik setelah berbicara denganmu."
Nina tersenyum hangat di layar. "Aku selalu ada untukmu, meskipun aku tidak ada di sana secara fisik. Kita bisa melewati semua ini bersama. Setelah aku kembali, kita bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini."
Setelah panggilan selesai, Tiara merasa lebih tenang dan siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depannya. Dia mulai menyusun daftar tugas dan merencanakan langkah-langkah untuk mengatasi masalahnya di sekolah.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU GAK JELAS (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan kontradiksi dan dinamika hubungan, cerita ini mengeksplorasi cinta antara dua wanita yang terpaut jarak usia 10 tahun. Nina Anggraini adalah seorang wanita yang tegas, cuek, dan sedikit kasar dalam sikapnya, namun ia me...