Mediasi

50 2 0
                                    

Setelah pertengkaran besar yang mengguncang hubungan mereka, baik Nina maupun Tiara merasa bingung dan terluka. Mereka masih saling mencintai, namun perasaan frustasi dan ketidakpastian menyelimuti hati mereka. Di saat seperti ini, sahabat-sahabat mereka berusaha untuk menjadi penengah dan memberikan nasihat yang bijaksana.

Di sekolah, sahabat Tiara, Siska, menyadari bahwa Tiara tampak lebih murung dari biasanya. Setelah pelajaran berakhir, Siska mendekati Tiara di kantin.

"Tiara, lo kenapa? Lo keliatan tertekan banget belakangan ini," tanya Siska dengan nada perhatian.

Tiara menghela napas panjang. "Gua sama pacar gua berantem gede kemarin. Gua benar-benar nggak tahu harus gimana."

Siska mengangguk, mencoba memahami situasinya. "Ceritain semuanya deh. Mungkin gue bisa bantu."

Tiara menceritakan seluruh kejadian, mulai dari pesan yang terlambat dijawab hingga pertengkaran yang berakhir dengan keheningan menyakitkan. Siska mendengarkan dengan seksama, lalu memberikan nasihatnya.

"Lo berdua tuh sama-sama sibuk dan stres. Wajar kok kalo kalian bersitegang. Tapi kalian harus bisa saling mendukung, bukan saling nyalahin," ujar Siska dengan bijak.

Tiara menunduk, merasa sedikit lega bisa bercerita. "Gua tahu, Sis. Tapi kadang-kadang rasanya sulit banget."

Siska tersenyum dan menggenggam tangan Tiara. "Lo harus ingat kenapa kalian bersama dari awal. Cinta itu bukan tentang nggak pernah berantem, tapi gimana kalian bisa kembali bersama setelah berantem. Coba deh lo lebih sabar dan terbuka, dan bicaralah dari hati ke hati sama dia."

***

Sementara itu, Nina juga merasakan kesedihan yang mendalam. Sahabatnya, Bimo, yang bekerja di kantor yang sama, melihat perubahan suasana hati Nina dan mengajaknya untuk berbicara di kafe dekat kantor.

"Nin, aku lihat kamu sedang tidak baik-baik saja. Apa yang terjadi?" tanya Bimo dengan penuh perhatian.

Nina menghela napas berat. "Aku dan Tiara bertengkar besar kemarin. Rasanya hubungan kami semakin sulit dipertahankan."

Bimo menatap Nina dengan penuh pengertian. "Ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?"

Nina menceritakan semua yang terjadi, mulai dari rasa rindunya yang tidak terjawab hingga perdebatan yang memanas. Bimo mendengarkan dengan seksama, lalu memberikan nasihatnya.

"Kamu dan Tiara memang berada di dua dunia yang berbeda. Tapi itu bukan berarti kalian tidak bisa bersama. Kamu harus lebih mengerti situasinya dan mencoba lebih sabar," ujar Bimo dengan bijaksana.

Nina mengangguk, merasa sedikit lega bisa berbicara dengan Bimo. "Aku tahu, Bim. Tapi rasanya terlalu sulit kadang-kadang."

Bimo tersenyum dan memegang tangan Nina. "Cinta itu tentang saling mengerti dan mendukung. Kamu harus bisa lebih tenang dan bicaralah baik-baik dengan Tiara. Ingat, kalian saling mencintai."

***

Setelah mendapatkan nasihat dari sahabat-sahabat mereka, baik Tiara maupun Nina merasa lebih tenang dan memiliki sedikit harapan. Mereka sadar bahwa cinta mereka masih ada, meskipun keadaan sedang sulit.

Tiara mengirim pesan singkat kepada Nina. "Nina, aku ingin kita bicara. Kita harus menyelesaikan ini."

Nina membaca pesan tersebut dan merasa sedikit lega. "Aku juga ingin bicara, Tiara. Mari kita bertemu nanti malam."

Malam itu, mereka bertemu di tempat yang biasa mereka datangi. Dengan hati-hati dan penuh rasa saling menghormati, mereka mulai berbicara. Kali ini, mereka lebih tenang dan terbuka, mencoba memahami sudut pandang satu sama lain.

"Aku minta maaf, Nina. Aku tahu aku sering membuatmu merasa diabaikan," kata Tiara dengan tulus.

Nina mengangguk. "Aku juga minta maaf, Tiara. Aku seharusnya lebih mengerti keadaanmu. Mari kita coba lebih baik lagi."

Dengan nasihat dari sahabat-sahabat mereka, Tiara dan Nina menemukan kembali kekuatan cinta mereka. Mereka bertekad untuk terus berusaha dan tidak menyerah, meskipun tantangan masih ada di depan mereka.

To be continued

PACARKU GAK JELAS (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang