Nina pulang dari pekerjaan pada malam hari dan langsung merasakan suasana yang berbeda di apartemen. Tiara, yang biasanya penuh semangat, tampak lebih tenang dan serius. Nina merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Tiara dan mulai khawatir.
"Sayang, ada apa? Kamu tampak berbeda," tanya Nina sambil merangkul Tiara.
Tiara menghela napas berat. "Aku perlu bicara tentang sesuatu, Nina. Ini tentang masa lalu kamu."
Nina merasa sedikit terkejut. "Apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba membahas itu?"
Tiara menatap Nina dengan penuh perhatian. "Aku mengetahui tentang masa lalu kamu dari percakapanmu dengan teman-temanmu dan beberapa cerita yang pernah kamu bagikan secara tidak langsung. Aku merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya kamu hadapi dan itu mempengaruhi kita."
Nina terdiam sejenak. Kenangan pahit dari masa lalu, terutama peristiwa kematian ayahnya yang tragis, kembali terbayang. Dia merasa berat untuk membagikannya, tetapi dia tahu bahwa ini adalah saatnya untuk terbuka dan membagikannya dengan Tiara.
"Aku... Aku rasa kamu benar," kata Nina akhirnya, suaranya bergetar. "Masa lalu ku, terutama kematian ayahku, membuatku sulit untuk mempercayai cinta. Itu sebabnya aku sering merasa cemas dan takut kehilangan orang yang aku cintai."
Tiara menggenggam tangan Nina dengan lembut. "Aku minta maaf jika aku tidak tahu betapa beratnya beban itu untukmu. Tapi aku di sini untukmu. Kita bisa menghadapinya bersama."
Nina menatap Tiara dengan penuh rasa terima kasih. "Aku tahu. Tapi ada saat-saat aku merasa seperti aku akan kehilanganmu, dan itu membuatku takut. Aku ingin kamu tahu betapa pentingnya kamu bagiku dan bagaimana aku berjuang melawan rasa takut itu."
Tiara mengangguk dengan penuh pengertian. "Aku paham. Kita semua punya masa lalu yang menyakitkan. Tapi penting untuk kita saling mendukung dan memahami satu sama lain. Aku berjanji akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi."
Nina menghela napas dan memulai cerita. "Ayahku meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil ketika aku masih kecil. Dia adalah satu-satunya harapan yang kami punya setelah ibuku memutuskan berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Aku hanya berusia sebelas tahun dan Michael baru saja lahir ketika dia pergi. Aku merasa sangat kehilangan dan tidak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup."
Nina melanjutkan, "Dia adalah orang yang sangat aku cintai dan bergantung padanya. Ketika dia meninggal, aku merasa seolah-olah seluruh duniaku runtuh. Aku tidak bisa mempercayai bahwa cinta bisa bertahan atau membuatku bahagia lagi. Itu membuatku sangat sulit untuk membuka hati lagi."
Tiara mendengarkan dengan seksama, matanya penuh empati. "Aku bisa merasakan betapa sakitnya pengalaman itu untukmu. Aku sangat minta maaf karena kamu harus mengalami semua itu sendirian."
Nina tersenyum tipis, merasa lega dan lebih ringan setelah berbagi beban emosinya. "Terima kasih, Sayang. Aku merasa lebih baik setelah berbicara denganmu."
Tiara menarik Nina ke dalam pelukan hangat. "Mari kita hadapi masa lalu itu bersama. Kita bisa melewati apapun selama kita bersama."
Di malam itu, mereka duduk bersama, berbagi cerita dan kenangan, dan Nina merasa sedikit lebih bebas dari beban emosional yang selama ini mengganggu hidupnya. Mereka tahu bahwa dengan saling mendukung dan memahami, mereka dapat mengatasi tantangan apapun yang datang.
Malam itu berakhir dengan Nina merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi masa depan bersama Tiara. Mereka tahu bahwa masa lalu mereka mungkin akan terus mempengaruhi mereka, tetapi mereka juga yakin bahwa cinta mereka cukup kuat untuk mengatasi semua rintangan.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU GAK JELAS (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan kontradiksi dan dinamika hubungan, cerita ini mengeksplorasi cinta antara dua wanita yang terpaut jarak usia 10 tahun. Nina Anggraini adalah seorang wanita yang tegas, cuek, dan sedikit kasar dalam sikapnya, namun ia me...