Seiring berjalannya waktu, Tiara dan Nina terus berusaha mempertahankan hubungan mereka. Namun, tekanan dan kesibukan tetap menjadi tantangan yang berat. Meskipun mereka telah berusaha lebih terbuka, perbedaan usia dan dunia mereka yang berbeda terkadang masih memicu konflik. Suatu hari, pertengkaran besar terjadi yang membuat mereka mempertanyakan hubungan mereka.
Penyebab pertengkaran ini dimulai dari sebuah pesan singkat yang terlambat dijawab oleh Tiara. Hari itu, Tiara sangat sibuk dengan persiapan ujian tengah semester dan sebuah proyek besar yang harus diselesaikan. Nina, yang merindukan Tiara, mengirim pesan untuk menanyakan kabar dan mengajak bertemu di akhir pekan. Namun, Tiara terlalu sibuk untuk segera menjawab.
Ketika akhirnya Tiara menjawab pesan tersebut, Nina sudah merasa kesal dan terluka. "Kenapa kamu lama sekali membalas pesanku, Tiara? Apa kamu terlalu sibuk sampai tidak punya waktu untukku?" tanya Nina dengan nada marah saat mereka bertemu di warmindo.
Tiara mencoba menjelaskan dengan tenang. "Sayang, aku sangat sibuk hari ini. Banyak tugas yang harus kuselesaikan dan ujian yang harus kupersiapkan."
Nina merasa frustasi dan emosinya meledak. "Aku tahu kamu sibuk, tapi bisakah kamu setidaknya memberitahuku? Aku merasa seperti kamu tidak peduli."
Tiara mulai merasa kesal juga. "Aku memang sibuk, Sayang. Tidak bisakah kamu mengerti itu? Aku juga punya banyak hal yang harus diurus."
Nina membalas dengan nada tinggi. "Aku selalu berusaha mengerti, tapi rasanya kamu tidak pernah menghargai usahaku. Aku merasa kita semakin jauh."
Tiara berusaha tetap tenang, tapi emosinya semakin sulit dikendalikan. "Aku juga berusaha. Tapi kamu harus mengerti kalau aku punya banyak tanggung jawab. Kamu tidak tahu betapa beratnya ini semua."
Nina merasa terluka mendengar itu. "Aku tahu kamu punya tanggung jawab, tapi aku juga butuh perhatianmu. Apa kamu pikir hanya kamu yang punya masalah?"
Tiara menggeleng. "Ini bukan soal siapa yang punya masalah lebih banyak. Ini soal kita berdua yang harus saling mengerti. Tapi rasanya kamu tidak pernah mau mengerti posisiku."
Pertengkaran semakin memanas, dan kata-kata mereka semakin tajam. "Kamu selalu mengatakan aku tidak mengerti. Mungkin memang aku tidak mengerti. Mungkin kita memang terlalu berbeda," ujar Nina dengan suara bergetar.
Tiara menatap Nina dengan mata penuh emosi. "Kalau kamu merasa begitu, mungkin memang kita tidak bisa bersama."
Nina merasa hatinya hancur mendengar kata-kata itu. "Apakah ini yang kamu mau? Apakah kamu ingin kita berpisah?"
Tiara terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi, ia mencintai Nina, tapi di sisi lain, ia merasa beban yang mereka hadapi terlalu berat.
"Aku tidak tahu, Nina. Aku benar-benar tidak tahu," kata Tiara akhirnya, suaranya hampir tak terdengar.
Nina merasa air matanya mengalir. "Aku tidak ingin kehilanganmu, tapi aku juga tidak bisa terus merasa seperti ini. Apa yang harus kita lakukan, Tiara?"
Pertengkaran mereka berakhir dengan keheningan yang menyakitkan. Keduanya merasa bingung dan terluka, tidak tahu bagaimana cara melanjutkan hubungan ini. Mereka berpisah malam itu tanpa kata-kata, hanya dengan perasaan yang penuh ketidakpastian dan kesedihan.
Malam itu, mereka merenung, masing-masing bertanya-tanya apakah hubungan mereka masih bisa diselamatkan. Pertengkaran besar ini membuat mereka mempertanyakan segalanya, termasuk cinta dan komitmen yang telah mereka bangun bersama.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU GAK JELAS (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan kontradiksi dan dinamika hubungan, cerita ini mengeksplorasi cinta antara dua wanita yang terpaut jarak usia 10 tahun. Nina Anggraini adalah seorang wanita yang tegas, cuek, dan sedikit kasar dalam sikapnya, namun ia me...