HIDUP SELUCU ITU

55 6 0
                                    

🍇🍇🍇

"Berjalan-jalan juga bagus untuk persiapan kelahiran. Dokter juga menyarankan agar aku banyak bergerak. Jarak kamar kita dan ruang kerjamu juga tak jauh, apa yang membuatmu cemas?"

"Aku takut terjadi sesuatu padamu," ujarnya sambil mengecup punggung tangan Andin lalu dibawanya ke pipinya. 

"Kau tidak mengantuk?" tanya Andin tidak menarik tangannya yang telah dijadikan Alano sebagai sandaran pipi. 

"Kau mau tidur lagi?"

"Sebenarnya aku juga lapar," cicit Andin sambil menggaruk ujung hidung mancungnya. 

"Kalau begitu ayo. Aku akan panaskan masakan yang telah bibi siapkan di pantry," Ajaknya kemudian. 

"Aku mau makan Mie," 

"Mie?"

Andin mengangguk antusias dengan kedua mata bersinar terang. "Ya, aku mau mie kuah yang rasa ayam bawang. Mienya tiga. Tambahkan telurnya dua saja, dan sayuran, bisa?"

Alano tidak terlihat terkejut dengan permintaan Andin yang berlebihan. Setelah hamil, Andin memang banyak makan. Porsinya bukan yang biasa orang normal biasa makan. Tetapi dia tidak menganggap itu aneh, dan justru senang karena istrinya bersedia makan banyak. Akhirnya ia pun mengangguk. 

"Kau tunggu saja di kamar. Aku akan memasakkannya untukmu." bujuknya lembut. 

Andin mengangguk dan tak lupa mengucapkan terima kasih. 

***

Beberapa hari kemudian, di peternakan. 

Rosalie sedang menyiram tanaman di halaman depan saat seseorang datang ke rumah dan kini berdiri di hadapannya. Ia menatap lama pada sepatu pantofel yang mengkilap dan kemudian pada kaki panjang yang dibalut kain berwarna navy gelap lalu pandangannya naik untuk mengamati langsung si pemiliknya. 

Begitu dia melihat sosok pria di hadapannya, kejutan seketika melintas di sepasang matanya. Tanpa sadar Rosalie menjatuhkan alat penyiraman dan Ia mundur ke belakang dengan terkejut. 

"Ka-kau... Kenapa, kenapa kau ada di sini?"

Sal muncul di hadapannya dengan wajah tanpa ekspresi. 

Dia memang tidak salah mengenali. Sal menatap lama pada wajah yang telah lama tidak dirinya lihat namun sangat berkesan dalam ingatannya. Ia pikir dia salah orang waktu tak sengaja melihat sosok Rosalie dari kejauhan saat itu. Ternyata memang benar kalau wanita itu adalah orang yang pernah menghabiskan malam bersamanya. Seseorang yang telah menusuknya dari belakang juga. 

"Kenapa aku tidak bisa berada di sini? Ini rumah saudaraku. Aku lah yang seharusnya mengajukan pertanyaan itu kepadamu. Apa yang kau lakukan berada di rumah kakakku?" Sal menginjak tanaman yang bunganya baru mekar dan langsung berdiri di hadapan Rosalie. 

Tubuh kekarnya serta pandangan tajamnya telah berhasil menakut-nakuti Rosalie yang tercengang dengan informasi yang Ia dengar barusan. 

Saudara? 

Kakak? 

Melihat wanita itu begitu terkejut, Sal yang akhirnya dapat melihat dengan jelas wajahnya kemudian dibuat terkejut dengan perut besarnya. Dikarenakan ia terlalu fokus mengamati wajah Rosalie saja, Ia belum sempat melihat ke arah perut wanita itu yang telah hamil tua. 

Dia hamil? 

Anak siapa? 

Adalah pertanyaan keduanya yang Ia pikirkan dalam benaknya. 

Rosalie yang menyadari arah pandangannya langsung menutupi perut besarnya dengan kedua tangannya. Tapi tampaknya usahanya sia-sia karena Sal telah melihat jelas keadaannya. 

Menyadari ketakutan wanita itu, Sal merasakan firasat buruk. 

"Apakah itu milikku?" 

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang