HIDUP TIDAK BURUK

113 8 0
                                    



"Aku mau pulang! Aku mau pulang!" 


Teriakan keras dari salah satu rumah sederhana membuat para tetangganya datang berkerumun untuk melihat. 


"Lia, kau sudah gila?!" Widuri yang kesal melihat kelakuan putrinya datang dan menampar kepala Emilia keras sampai dia mengaduh-aduh. 


"MAMAAA!"


"APA?! APA?! KAU MAU MARAH-MARAH LAGI?! MEMANG KAU PIKIR, CUMA DIRIMU SAJA YANG BISA MENGAMUK?!" Widuri tak kalah keras saat dia meneriaki Emilia yang tiap waktu hanya bisa membuat masalah. 


Beberapa bulan telah berlalu sejak mereka tinggal di sebuah desa yang mereka pun tak tahu dimana lokasinya. Karena kendala bahasa, mereka tidak bisa berbaur dengan para penduduk setempat. 


Pada awalnya, mereka menghabiskan waktu dengan banyak meratap, menangisi kesedihan mereka sekarang dan terkadang akan berangan-angan andai mereka tidak berbuat macam-macam, apakah keadaan susah ini tidak akan menimpa diri mereka? 


Namun setelah lelah, Widuri mulai berpikir dan memperbaiki keadaan mentalnya sendiri. 


Meski tampaknya hidup begitu sulit, namun tanpa Emilia dan Widuri tahu, Alano tidak membiarkan mereka begitu saja. Hanya pada awal-awal saja mereka dibuat kelaparan, seperti mengemis dan harus meminta pada tetangga yang mereka tidak kenal untuk sesuap nasi demi mempertahankan hidup. Namun dalam sebulan terakhir, pihak dari Alano yang memang menjadikan salah satu kota tersebut sebagai lokasi penerima bantuan, menjadikan desa itu jadi termasuk salah satunya. 


Setiap bulan, akan ada beberapa truk bermuatan sandang dan pangan masuk ke desa-desa dan membagikannya pada penduduk yang tidak mampu. Ini termasuk didalamnya desa yang Widuri dan Emilia tinggali. 


Meski telah mendapatkan bantuan, tapi kedua orang itu mulai sadar bahwa mereka tidak bisa mengandalkan bantuan orang lain untuk hidup. Karena hal itu, Widuri mulai berusaha mendekati salah satu tetangganya dan berkenalan dengan mereka. Meski bahasa menjadi kendala pada awalnya, namun Widuri tidak kehilangan akal. Bahasa isyarat akan selalu menjadi bahasa paling mudah demi bisa berbicara dengan orang-orang yang buta huruf dan asli penduduk.


Kehidupan keras telah memaksa mereka melucuti semua aura dan kehidupan mewah yang pernah dijalani. Widuri sudah tidak keberatan apabila diajak bekerja oleh salah satu tetangganya yang dia kenal demi mendapatkan uang. 


Pembalasan dendamnya gak se-ekstrem di novel Kesetiaan Seorang Wanita, kan 😆Hayoo, yang udah baca novel itu, kalian sedih, puas atau ngerasa kurang dengan karmanya Elsa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembalasan dendamnya gak se-ekstrem di novel Kesetiaan Seorang Wanita, kan 😆
Hayoo, yang udah baca novel itu, kalian sedih, puas atau ngerasa kurang dengan karmanya Elsa?

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang