SESAMA PENGKHIANAT

162 11 0
                                    

"K-kau... Beraninya...!" Widuri mengangkat tangannya lagi dan kembali menampar Andin keras.

Tidak ada yang mau menghentikan perbuatan Widuri saat wanita itu memukuli dan menendang Andin sampai dia terbatuk hebat dan darah dengan dahak bercampur lalu mengalir turun ke dagu dan menetes ke lantai.

"Kau menghancurkan rencana kami, sialan! Apa kau tahu kerugian macam apa yang sudah kau timbulkan atas putusan bodohmu itu?!"

Andin terbatuk hebat. Dadanya terasa sesak dan setiap kali dia menarik napas, terasa sakit. Namun dia tidak meminta pengampunan pada Widuri meski betapa marahnya ibu tirinya tersebut.

"A--aku tidak bisa melakukannya lagi,"

"Tidak bisa melakukannya kau bilang?!"

Lalu tamparan lain mendarat di wajahnya yang memang sudah bengkak kemerahan.

"Maafkan aku...."

Kelopak mata Andin terkulai, dia berharap dia dapat pingsan dan tidak merasakan dengan mata terbuka betapa kejamnya ibu tirinya memperlakukannya.

Akan tetapi sayangnya, dari awal sampai akhir, kesadarannya terus terjaga.

.
.
.

Begitu sampai di gudang, ia ditendang dengan keras dan kalimat makian terakhir dari ibu tirinya membuat Andin akhirnya tersentak.

"Kau tunggu saja pembalasan dendamku, anak sial! Kau lebih memilih mengkhianati keluargamu sendiri, tunggu saja konsekuensi yang harus kau hadapi!"

Blam!

Pintu ditutup dengan keras oleh tangan wanita itu, meninggalkan Andin sendirian di dalam gudang tanpa lampu.

Bau apek di dalam gudang begitu kental. Andin mengurut dadanya yang sakit, kemudian memegangi tangannya yang mengalami dislokasi dan menyeret tubuhnya yang sakit dimana-mana itu ke pojokan dinding.

Malam itu, di gudang kotor yang dipenuhi debu dan hewan pengerat, suara rintihan wanita terdengar. Andin meringkuk kesakitan dan kedinginan dengan tubuh menggigil sebab demam menyerang.

Tiga hari kemudian, seorang pelayan yang mendapat instruksi dari Widuri datang untuk mengeceknya. Pelayan itu menjatuhkan nampan yang berisikan makanan setelah melihat kondisi Andin yang hampir diambang kematian.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang