Andin bergerak menuju ke tempat tidur. Ia tidak banyak bicara, dengan patuh membiarkan dokter Lisa memeriksanya."Saya telah bicara pada tuan muda agar memberi Anda kesempatan. Saya harap, ada kabar baik dalam minggu ini. Saya akan memberikan Anda tes pek yang bisa Anda gunakan nanti. Selain itu, jika ada kabar baik atau buruk, tolong beritahu saudari Anda. Dia sudah tahu apa yang harus dilakukan." Dokter Lisa bicara pada Andin dengan suara rendah, sambil memberikan pemeriksaan seperti biasanya.
Dalam rekaman CCTV yang terhubung ke ponsel atau pun komputer yang bisa di akses oleh Alano, tindakan mereka tidak ada tanda-tanda yang memancing kecurigaan.
Selama kedua wanita itu berada di kamar, selain melakukan pengecekan, tidak ada lagi tindakan lainnya. Setelah usai, dokter Lisa pun segera pergi dari kamar Andin. Ia kembali menemui Alano untuk memberitahu laporannya.
Andin yang lagi-lagi tidak nafsu makan tampak melamun di kursi makan. Malam itu, dia makan malam seorang diri. Karena Alano telah mengatakan padanya akan sibuk dengan pekerjaan, dan menyuruh dia makan duluan.
"Nona, tolong. Habiskan makanannya." Kiki memohon dengan sungguh-sungguh.
"Aku benar-benar tidak nafsu makan, Ki," jawabnya seraya meletakkan sendok dan garpunya.
"Siapa yang tidak nafsu makan?"
Dari arah belakang, tak disangka Alano yang katanya akan absen makan malam justru muncul di meja makan.
"Al?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti (TAMAT)
FanfictionMemiliki ibu dan kakak tiri yang jahat, kehidupan Andin yang dipenuhi kebahagiaan berubah drastis jadi layaknya neraka. Demi ayahnya yang sedang koma, Andin rela menjadi pengantin pengganti yang akan menikahi seorang pria kaya tapi cacat dan buta...