MENUTUP-NUTUPI

205 18 2
                                    

Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Alano di tempat tinggal Andin selain makan, tidur, jalan-jalan ataupun berkumpul di ruang tamu mendengarkan omong kosong ibu mertuanya tentang kehidupan wanita itu ataupun tentang Andin yang kehidupannya dilebih-lebihkan. 

Satu hal yang ia mulai pahami saat mendengar cerita tentang Andin dari ibu mertuanya itu, bahwa sang istri memang tidak diperlakukan baik di rumah tersebut. 

Ketika bawahannya mencari tahu tentang kehidupan Andin yang sebenarnya saat itu, dia memang sudah tahu hal apa saja yang dialami oleh sang istri.

Walau begitu, dia tidak bertanya lebih jauh pada Andin karena menunggu wanita itu sendiri yang meminta bantuan padanya.

Dan pada saat ini, saat dia kembali melihat istrinya kelihatan acak-acakkan seraya memunggungi dirinya sewaktu mengambil pakaian dari lemari, dia tidak tahan untuk tidak bertanya langsung padanya. 

"Kau masih tidak mau bicara jujur padaku?"

"Sudah saya bilang kan, kalau saya tadi tidak sengaja terpeleset di kamar mandi." cicitnya sambil menundukkan kepala karena takut. 

"Benarkah?"

"Ya, benar. Saya tidak berbohong pada Anda."

"Memar seperti halnya jatuh tidak mungkin cuma di pipi saja." kata pria itu dingin. 

Andin refleks memejamkan mata saat sentuhan jari dari Alano mengusap pipinya yang masih memerah sebab bekas tamparan. Sedang tangannya meraba sekujur tubuh Andin untuk mencari tahu luka lain yang diderita wanita itu. 

"Kau berbohong," bisiknya saat dia tidak menemukan tanda-tanda Andin terluka di tempat lain. 

"Kenapa kau berbohong padaku?" 

"Kenapa kau berbohong padaku?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

😚 fotonya cakep ya

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang