KEMBALI KE PEMILIKNYA

100 7 0
                                    

.
.
.

Wajah pria itu mulai mendekat mendekati sisi telinga Andin saat bisikan bernada rendah ditiupkannya di sana, "Mulai sekarang, jangan pernah meninggalkan sisiku. Entah itu untuk alasan bodoh ataupun alasan aneh lainnya, jangan pernah pergi jauh dariku."


Wanita itu membeku dengan mata membola besar. Seluruh tubuhnya bergidik ringan saat jemari panjang Alano membelai rambut di sisi wajahnya dan menyematkannya ke belakang telinganya. 


"Andin, aku bersedia untuk memulai kembali semuanya. Demi dirimu yang bodoh ini, aku rela menjadi bodoh juga."


"Apa sih maksud Anda?" tanyanya tak mengerti. Alano terlalu berbelit-belit, pikirnya. 


"Emm... Maksudku, aku, mulai sekarang... Yah, mau belajar untuk mencintaimu. Asal kau tidak mengkhianati kepercayaanku dan membuat hatiku sakit, aku akan memberikan semua yang aku miliki padamu. Aku akan memperlakukanmu dengan baik. Apa kau bersedia menerimanya?" 


Alano menatap Andin dengan ekspresi serius. Pernyataan perasaannya tidak ada kebohongan atau pun manipulasi sedikit pun, dan hal itu membuat Andin kewalahan. Karena ia pikir, apakah dirinya sanggup menerima beban perasaan pria ini yang ia tahu memiliki kecacatan pula di sana. Dia sungguh takut. Tapi yang lebih menakutkan daripada itu adalah bayangan masa depannya dimana dia harus sendirian lagi dan menanggung semuanya tanpa bisa meminta bantuan orang lain. 


Alano bersedia memberinya kesempatan. Pria yang ia tahu memiliki harga diri tinggi dan keangkuhan, rela menyatakan perasaannya padanya. Pada orang asing yang bukan siapa-siapa. Padahal sudah tahu tentang apa yang ia perbuat, tapi Al tetap memaafkannya dan masih mau bersama dengannya. Kalau dia tidak menerima kesempatan ini, bukankah dia bodoh sekali? 


Andin mengangguk dengan wajah memerah tertekuk, sedang bibirnya mengerucut dan air mata yang telah menggenang di pelupuk mata ditahannya kuat-kuat. 


Melihat betapa menyedihkannya Andin sekarang, Alano menahan tawa. 


"Bodoh," katanya mengejek lalu menarik wanita itu ke dalam pelukan. Ia mencium kening sang istri yang menangis di dadanya dan dengan lembut mengusap punggung gemetarnya. 


.
.
.

SoL sudah tayang di KBM App

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SoL sudah tayang di KBM App. Yang mau baca bisa langsung cus ke sana~

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang