PERMOHONANNYA TULUS

94 7 0
                                    

.

"Di mana Andin?" tanyanya setelah memikirkan sesuatu.

"Sepertinya tadi masih di kebun, Nya."

"Panggil dia untukku." perintahnya. 

Tak lama kemudian, Andin datang. Ia diberi tahu soal kabar ayahnya yang sekarat dan rencana Widuri yang ingin menghentikan pengobatan. 

"Tidak, tidak, jangan, Ma. Kau tidak bisa melakukan itu." kata Andin kaget dengan mata terbelalak begitu mendengar rencana ibu tirinya. 

"Kenapa aku tidak bisa melakukannya? Toh, dia pun tidak punya harapan hidup lagi. Meski dipertahankan, cuma menghabiskan uang saja. Aku tidak punya uang lagi untuk meneruskan pengobatan ayahmu. Apalagi setelah kau melakukan kesalahan bodoh itu! Siapa memangnya yang salah, hah? Kalau bukan karena kau yang tak berguna!" Widuri mengomelinya terang-terangan. 

"Aku, aku akan berusaha mencari uang," Andin bersikeras dan saat dia bicara tentang perhiasan yang ia bawa, ia justru ditampar. 

"Si sialan ini! Hanya perhiasan sedikit itu, tapi kau terus menerus mengungkitnya! Perhiasan itu sudah aku jual dan aku gunakan untuk membayar tagihan pengobatan ayahmu! Kau pikir, biayanya tidak mahal! Selain itu, uangnya pun aku pakai buat melunasi sisa hutang ayahmu!" katanya lagi beralasan yang membuat Andin tak bisa berkata-kata. 

Pada akhirnya, Andin hanya bisa terus memohon pada Widuri agar membawa ayahnya ke rumah sakit dan dia bersedia melakukan apa pun perintah ibu tirinya tersebut. 

"Sungguh? Kau mau melakukan apa pun untukku demi ayahmu?"

Andin menganggukkan kepalanya berkali-kali dan Widuri memberinya senyuman puas.

"Kalau begitu kau bisa memilih salah satu dari dua tawaran ini." ucapnya seraya menatap Andin yang terlihat menyedihkan dengan tatapan penuh kejahatan.

Walaupun dia tahu bahwa tawaran yang dikatakan ibu tirinya senantiasa merugikan dirinya, namun dia tidak punya pilihan selain mengikuti peraturannya.

"Tolong katakan padaku. Apa yang harus aku lakukan?"

"Beberapa hari yang lalu kau pasti tahu kan kalau teman pamanmu datang kemari."

"Ya, aku sudah bertemu dengannya," jawab Andin seraya mengingat laki-laki tua dengan tubuh gemuk yang datang ke rumah kala itu.

"Dia seorang pengusaha sukses. Istrinya baru saja meninggal, dan dia berkata padaku sedang mencari istri baru yang mau dijadikannya istri ketiganya. Nah, kalau kau mau, aku bisa menawarkanmu padanya. Jika kau menikah dengannya---"

"Ma..." Andin memanggil Widuri dengan nada tak percaya. Menyuruhnya menikah dengan pria tua yang lebih pantas menjadi kakeknya? Apa ibunya ini bercanda?

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang