KARENA KEHAMILAN

99 12 0
                                    


"Ah, kau belum sarapan kan? Kau harus makan kan? Dokter bilang begitu tadi. Kau mau makan apa? Biar nanti bibi siapkan untukmu,"

Andin menggelengkan kepalanya lemah, "Percuma saja makan. Toh, nanti tetap dimuntahkan."

"Hey, mana bisa begitu. Nanti... Nanti bayinya kelaparan di dalam sana," cicitnya dengan rona merah di telinga. Ia berdeham sebentar, lalu bicara lagi pada Andin. "Bagaimana kalau makan buah? Atau kalau kau tidak bisa makan nasi, ganti saja dengan roti?"

Andin mengerjapkan kedua matanya, dengan serius menatap Alano yang cemas sendiri karena mendengar dirinya tak bisa makan apa pun. 

"Tidak mau juga? Kentang, kau mau?" tanyanya kembali. 

"Jangan terus melihatku seperti itu. Setidaknya jawablah! Kau kan tidak bisu!" Kesalnya lagi karena Andin yang bengong. 

"Yahh, baiklah. Saya mau saja apa pun yang Anda berikan." kata Andin taat agar perkara soal makan ini bisa cepat selesai. 

Mendengar istrinya setuju, Alano langsung menyuruh Nakula pergi ke dapur dan menyuruh bibi memasak kembali semua pesanannya. 

Setelah kepergian Nakula, Al duduk di pinggir ranjang. Ia menuangkan air minum dan menyerahkannya pada Andin. 

"Mau minum?"

"Saya tidak hau---"

"Ayo minum. Bibi pasti butuh waktu. Sambil menunggu, kau minum saja. Ada juga kacang-kacangan, kau mau makan?" 

"Dia itu bertanya apa memaksa sih?" 

😽

Pengantin Pengganti (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang