3

80 46 10
                                    

Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.

Hari pun semakin larut, toko bunga Manda pun tutup. Dia berdiri setelah membungkuk mengambil tas miliknya di bawah meja, mengotak-Atik habdphone yang dia ambil dari dalam tasnya. Manda mengetik pesan singkat untuk Papa nya.

"Pa, Manda udah tutup toko. Manda pulang agak malem ya, Pa. Manda mau ke kost Thea."

Manda tersenyum pelan dan kembali memasukan handphone itu kedalam tasnya. Manda terdiam, hari ini tidak terlalu capek seperti biasanya yang di penuhi pelanggan bunga. Cukup sepi untuk hari ini. Manda melihat jam dinding yang menunjukan pukul jam 7 malam. Dia memastikan setiap sudut toko nya sudah terkunci rapat dan tertutup.

Hari ini Manda memutuskan untuk pergi kerumah Thea, sahabatnya. Sudah beberapa hari dia tidak kesana, Thea selalu mengirimkan pesan untuk nya agar Manda main ke indekos Thea. Sahabatnya itu merindukannya, hanya saja Manda selalu sibuk dengan toko bunga nya.

Thea adalah sahabatnya sejak SMA. Walaupun banyak sekali gosip yang terus menerus menyerbu kehidupan Thea, Manda sama sekali tidak pernah melihat kearah saba. Dia yakin, gosip-gosip itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Seperti sekarang, Thea dan Manda sudah lebih aman semenjak lulus dari SMA. Tidak ada lagi yang berani menjadikan Thea bahan gosipan.

Manda tahu, Ayah kandung Thea tersangkut dugaan kasus korupsi di kantor tempat Ayah Thea berkerja. Selain korupsi, Ayah Thea juga pernah selingkuh dengan perempuan lain dari Ibu Thea. Itu semua sudah bukan lagi rahasia pribadi, hampir seluruh kota ini tahu dengan kelakuan Ayah Thea. Toh, siapa yang tidak kenal dengan Ayah Thea, pengusaha kaya raya dan suami dari wanita karir yang mempunyai banyak lahan kelapa sawit terbesar di kota ini.

Hubungan Thea dengan Ayah Ibu nya memang sudah tidak baik. Bahkan Thea memilih untuk tinggal di indiekos ketimbang tinggal serumah dengan orang tua nya di rumah mewah. Manda selalu menjadi teman cerita Thea, apalagi Thea adalah anak satu-satu nya. Manda sangat mengerti apa yang Thea rasakan, karena Manda pun anak tunggal.

"Lo sendirian?"

Manda mengangguk, "jalan kaki?"

Perempuan itu lagi-lagi mengangguk. Thea hanya mengernyit diam dan membukakan lebar pintu untuk sahabatnya masuk. Manda pun langsung duduk di salah satu sofa single yang ada di dekat kasur Thea, dia terdiam saat melihat sekeliling nya yang dipenuhi beberapa makanan. "Lo beli sebanyak ini untuk apa, Thea?!"

"Kan lo mau dateng," balas Thea dengan kekehan.

"Lagian lo lama banget baru ada waktu dateng ke kost gue." Lanjut Thea.

"Ya, lo tau kan kalau gue jaga toko." Ucap Manda. "Kenapa enggak lo aja yang ke toko nemenin gue?"

"Males, banyak orang. Energi gue cepet habis."

Thea duduk tepat berhadapan dengan Manda. Perempuan itu memperbaiki tata letak kacamata yang turun ke batang hidungnya. Thea tersenyum saat melihat Manda yang membersihkan kacamata nya itu dengan ujung baju yang ia gunakan.

"Gue kira lo bakalan ganti kacamata dari Ghani." Ungkapan Thea barusan membuat Manda mematung sekejab. Dia diam dan memakai kacamata itu kembali. Tanpa sadar dia menarik kedua sudut bibirnya tersenyum tipis, nyaris tidak terlihat jika Manda sedang tersenyum.

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang