4

61 41 12
                                    

Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.

Manda langsung masuk kedalam mobil Ghani ketika Ghani dengan sempoyongan menariknya menjauh dari club itu. Ghani dengan cepat memutari mobil nya dan duduk di samping Manda, tanpa aba-aba Ghani menarik Manda untuk menunduk bersembunyi ketika di depan sana Aldo keluar dari club menoleh kesana kemari mencari keberadaan Manda dan Ghani.

Ghani mendongak pelan, memastikan Aldo sudah tidak ada disana. Dia langsung menegakan tubuhnya dan menyandarkan tubuhnya, memejamkan matanya menikmati pening kepala nya sendiri.

Perempuan berkacamata dan berambut panjang itu gugup. Dia duduk dengan tangan yang dia mainkan diatas pahanya. Manda terkejut saat Ghani menekan tombol untuk membuka kaca pintu mobilnya.

"Biar kamu enggak sesak napas," jelas Ghani.

"Soalnya aku bau banget," lanjutnya.

Manda diam. Sedikit senyuman tipis terukir di bibir mungilnya itu. "Kamu ngomong sama aku?"

Ghani menoleh, membuka sedikit matanya dan tersenyum. "Aku orang pertama yang kalau ngomong sama kamu pakai aku kamu."

Setelah mengatakan itu, Ghani kembali memejamkan matanya dengan posisi kepala yang masih menghadap kearah Manda. Manda diam-dian menatap wajah Ghani, dia mengulum senyumannya sendiri saat melihat wajah Ghani.

Sudah berapa lama Manda tidak pernah melihat Ghani. Tiba-tiba saja Ghani datang menolongnya dengan keadaan amburadul seperti ini.

"Aku kangen sama kamu, Man."

Ghani membuka matanya pelan, Manda melihat persis bagaimana merahnya mata Ghani sekarang, laki-laki itu benar-benar sudah di kendalikan dengan alkohol. Ucapan rindu itu membuat Manda tidak tahu akan mempercayai nya atau tidak, tapi yang jelas Manda juga merindukan Ghani.

"Siapa dia? Kenapa berani-berani nya bawa kamu ke tempat kayak gini? Dia enggak tau kalau kamu punya sakit, hmm?"

Manda mengalihkan pandangannya, dia semakin gugup dengan tatapan Ghani barusan. "Pacar baru kamu? Kamu udah enggak sayang lagi sama aku?"

"Ghani, apaan sih..."

Ghani menarik pelan dagu Manda untuk menghadap kearahnya. "Aku serius, sayang."

Perempuan itu menepis tangan Ghani dari wajahnya. Manda sedikit gemetar karena Ghani yang dalam pengaruh alkohol itu, Manda tidak suka dengan orang yang mabuk alkohol seperti ini. Entah kenapa dia tidak bisa menetralkan detak jantungnya ketika berhadapan dengan orang mabuk. Sadar dengan tangan Manda yang menyingkirkan tangannya itu membuat Ghani tersenyum getir.

"Maaf, aku lupa kalau kamu enggak suka di sentuh."

Ghani diam. Hening menyelimuti dalam mobil itu saat ini, tidak ada yang berbicara bahkan bergerak pun. Ghani memejamkan matanya, merasakan dada yang panas dan perut yang seperti sedang di aduk. Sedangkan Manda, dia menatap keluar sana dan sibuk dengan isi kepalanya sendiri. "Kamu tau, selama ini aku selalu mikirin kamu. Di sana aku enggak bisa lupain kamu, tapi ternyata kamu di sini punya pacar baru."

"Tadi aku dateng ke toko kamu, tapi kamu sama pacar kamu disana. Sakit banget ngelihat kalian semesra itu, padahal harusnya aku yang di depan kamu tadi, bukan si brengs*k itu!" Seru Ghani.

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang