12

54 37 20
                                    

Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.

Setelah pertemuan Manda dan El tadi siang, Manda lebih banyak diam. Dia memikirkan siapa peneror tersebut, selama ini Manda baru tahu bahwa El dan Aldo masih memiliki hubungan keluarga yang membuat El datang untuk memberitahukan ini semua.

Manda menggeleng cepat, tidak jauh Manda menilai bahwa Aldo lah yang menerornya. Tapi, bagaimana bisa? Saat Manda memutuskan Aldo, selang beberapa menit paket berisi foto-foto jaman Manda sekolah langsung ada di toko bunga itu tanpa menunggu lama.

Perempuan itu berusaha untuk terlihat biasa saja saat masuk kedalam rumah. Dia mencoba untuk tersenyum saat Husein menyambutnya dengan begitu lembut. Manda terdiam saat Husein bercerita bahwa ada laki-laki yang mencarinya tadi, beberapa menit sebelum Manda sampai dirumah. Katanya laki-laki itu sama sekali tidak mengucapkan apapun sehingga Husein tidak mengetahui banyak tentang laki-laki yang mencari Manda.

"Papa kenal, enggak?"

Husein menggeleng. "Enggak, tuh."

Manda mengernyit, bahkan Husein tidak mengenal laki-laki itu. Husein bilang, dia baru pertama kali melihat laki-laki itu setelah beberapa tahun tidak pernah bertemu. Manda mencoba untuk mengingat siapa saja yang pernah kesini selain Ghani saat dia masih sekolah.

Perempuan berkacamata itu menoleh, melihat jam dinding di kamarnya sudah menunjukan pukul jam delapan malam. Sedangkan menurut yang Manda tahu, acara reuni teman-teman seangkatannya di mulai jam sembilan dan Ghani belum juga menjemputnya.

Manda menatap dirinya sendiri dari pantulan kaca tepat di hadapan Manda, seperti biasa Manda hanya menggunakan croptop hitam lengan panjang dan celana putih jeans highwaist. Rambutnya dia kuncir tidak begitu erat sehingga beberapa anak rambutnya menjuntai tak terikat. Menurut Manda, penampilannya tidak terlalu buruk untuk dilihat oleh teman-temannya nanti.

Tapi, Manda tidak tahu apa kah akan terjadi sesuatu disana. Pasalnya, Manda akan berangkat bersama Ghani sedangkan tidak banyak yang mengetahui hubungan mereka berdua.

Dia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat untuk dia kirim ke sahabatnya. Mengingat Thea akan ikut atau tidak nanti, bisa saja Ghani lupa menjemputnya dan Manda meminta untuk Thea menjemputnya saja.

Amanda : Lo udah jalan?

Selang beberapa menit kemudian, Manda membaca balasan dari sahabatnya.

Thea : Dari tadi, kali. Gue udah duduk di tempat.

Thea : Kenapa? Lo mau gue jemput, enggak?

Amanda : Enggak usah, deh. Gue naik taxy online aja. Di sana ramai?

Thea : Lumayan.

Manda diam, dia menyimpan ponselnya setelah membaca balasan terakhir dari Thea. Ia memilih untuk tidak membalas pesan itu. Dia berdiri dan hendak menyampirkan tas selempangnya di pundak kanan, namun Manda menghentikan gerakannya saat Husein masuk kedalam kamarnya.

"Udah siap?"

Perempuan berkacamata itu mengangguk. "Kenapa, Pa?"

"Ghani udah tunggu di depan."

Manda mengerjap, mengangguk dan tersenyum tipis. Husein tersenyum melihat Anaknya itu. Sebelum mengikuti langkah Husein keluar kamar, Manda memastikan penampilannya kembali dengan menghadap kearah kaca kamarnya itu.

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang