Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.Manda meletakan piring yang berisi masakan yang dia buat. Ini adalah hari pertama Manda memasak untuk El, setelah berbulan-bulan menjadi suami istri. Manda sudah ikut menyiapkan beberapa piring dan makanan yang sudah dia masak ke atas meja makan. Padahal Bu Yati melarangnya untuk bekerja seperti perintah El.
Namun, Manda merasa ini sudah kewajibannya. Dia tersenyum ketika Ranti dan Farhan datang bersama dan duduk di kursi meja makan. "Wah, ini siapa, nih, yang masak? Wanginya sampai kecium ke kamar."
Perempuan berkacamata itu terkekeh sehingga matanya menyipit ketika Farhan meliriknya. Ranti tersenyum, ia memeluk menantu perempuan yang paling dia sayang itu. Beberapa kali Ranti menciumnya dan mengusap perut Manda yang mungkin saja sudah mendekati hari melahirkan. "Manda. Sehat-sehat, ya, Nak. Semoga kamu rukun terus sama El, bahagia terus dan enggak berantem lagi kayak kemarin. Mama sedih, lho, pas tau kamu pergi dari rumah. Mama sama Papa ikut nyariin kamu ke mana aja sampai seminggu itu."
"Maafin, Manda, Ma. Manda janji, Manda enggak bakalan pergi-pergi lagi," ucap Manda dengan senyuman.
Ranti tersenyum, "yaudah. Sekarang kamu makan. El mana? Kenapa dia enggak turun?"
"Kayaknya mandi, deh. Mungkin bentar lagi turun."
Selang beberapa menit saja, El pun turun. Dia menghampiri Manda dan mencium pipi Manda tanpa malu di depan orang tuanya. Manda hanya mendengus dan mencubit pelan perut El, seperti biasa El hanya terkekeh melihat wajah kesal Manda. "Wah, tumben, masaknya banyak banget. Mau ada tamu?"
"Kamu duduk terus makan, jangan banyak bicara. Rasain dulu masakan menantu Papa," ucap Farhan sambil memasukan makanan dalam mulutnya yang masih penuh itu.
El mengernyit, ia menoleh menatap Manda yang menuangkan nasi untuknya itu. "Ini kamu yang masak?"
Perempuan berkacamata itu mengangguk dan tersenyum pelan. Ia duduk dan mengambilkan beberapa lauk ke atas piring El itu dan dia pun mengambil untuk dirinya sendiri.
"Manda, kan, udah dibilangin jangan ker–"
"Sekali-sekali! Enggak usah lebay, deh," bisik Manda dengan cepat.
El berdecak kesal. Laki-laki itu memakan semua lauk yang ada di atas meja itu tanpa sungkan. Farhan, Ranti dan Manda hanya terkekeh melihat El yang dengan lahab memakan masakan Manda.
"Enak banget, sayang. Semoga dengan masakan kamu ini, kamu bisa masuk surga lewat pintu mana pun."
Ucapan itu berhasil membuat Manda tersenyum sepanjang jam. Dia tidak menyangka, seindah dan sedingin ini keluarga jika memang diselimuti oleh cinta. Manda tidak akan tahu bagaimana nasibnya jika Mila tidak datang menjelaskan kepada Manda saat itu. Apa dia akan benar-benar menceraikan El dan memulai hidupnya sendiri atau mungkin saja Manda bisa mengakhiri hidupnya secara nekat.
Sepanjang waktu saat berkumpul di meja makan, Manda sudah tidak sungkan lagi untuk bercerita kepada kedua orang tua El. Begitu pun dengan mereka yang sudah menerima tulus kehadiran Manda.
El tersenyum, ia menghampiri Manda yang duduk balkon sambil mengusap perutnya. Pandangan perempuan itu lurus kedepan, sesekali memijat lengannya sendiri. Dengan pelan El melangkah dan berdiri di belakang Manda, ia mengecup pelan kepala Manda dan berjalan duduk di samping perempuan berkacamata itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Romance[SELESAI] 18+ "Kepergianmu bukan lagi hal yang harus aku tangisi. Karena kehadirannya, membuatku tau bahwa takdir tidak bisa dipaksakan." - Amanda Putri. Kedatangan Ghani kembali dalam hidup Manda adalah suatu penantian terindah dalam hidup Manda se...