Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
."Manda!"
Suara ketukan serta panggilan itu terus menerus berbunyi. Manda tidak bergerak sedikit pun. Dia hanya berdiri dibalik cendela dekat pintu rumahnya, perempuan berkacamata itu menarik sedikit horden cendela itu dan melihat Ghani yang sudah mungkin satu jam berdiri diluar.
Manda tidak bersuara sedikit pun, bahkan berniat untuk membuka pintu saja tidak. Dia tidak ingin bertemu siapa pun saat ini. Rasa takutnya betul-betul menyelimuti hidupnya sekarang, dia tidak akan percaya pada siapapun sekarang.
"Manda, aku tau kamu ada di dalam."
Dan pada akhirnya pun, Manda bergerak mendekat kearah pintu untuk membukanya. Dengan pelan, ia membuka pintu itu. Ghani tersenyum lega, ia menatap wajah Manda yang sama sekali tidak berekspresi sedikit pun. Baru saja Ghani ingin memeluk Manda, dengan cepat Manda memundurkan tubuhnya agar menghindari sentuhan tubuh dari laki-laki yang ada dihadapannya itu.
Ghania langsung diam, dia menarik kedua tangannya kembali dan menghilangkan senyumannya. Laki-laki itu kembali sadar, Manda pasti masih menyimpan rasa ketakutan karena ulah sahabatnya itu.
Sekarang Ghani tidak tahu apa yang akan Ghani lakukan untuk perempuan yang dia cintai itu, selain menjaganya.
"Kamu baik-baik aja, kan?"
Perempuan berkacamata itu mengangguk. Sebentar saja Manda sama sekali tidak melirik atau bahkan menatap mata Ghani. Dia menatap kearah lain dengan menyilangkan tangannya, memeluk tubuhnya sendiri. "Manda, tolong jangan diemin aku kayak gini."
"Aku bakalan jagain kamu, apapun keadaannya. Aku enggak peduli apapun yang terjadi sama kamu kemarin, aku sayang sama kamu."
Detik itu juga, Manda langsung menoleh menatap Ghani yang meyakinkan dirinya itu. "Maksud kamu?"
"Aku tau semuanya, Manda. Aku tau kamu kemana kemarin. Kamu pergi kerumahku, kan? Gisel cerita semuanya sama aku. Aku juga tau–"
"Tau apa?!"
Ghani terdiam saat Manda yang memotong pembicaraannya dengan nada sedikit lebih tinggi. Laki-laki itu langsung diam, Ghani tertegun. Pasalnya selama mengenal perempuan berkacamata itu, Manda sama sekali tidak pernah menaikan nada bicaranya. Apalagi dengan ekspresi yang tidak mengenakan itu.
"Tau kalau aku udah dijadiin pelampiasan nafsunya El kemarin? Tau sekarang?"
Ghani mengernyit, "Manda."
"Tau sekarang aku udah enggak perawan lagi? Apalagi? Kamu dateng kesini cuma buat ngomongin hal itu? Mau ngatain aku perempuan gampangan yang dengan gampang ngasih hal itu ke laki-laki yang sama sekali enggak pernah ada dalam fikiran aku. Iya?!"
"El udah ceritain semuanya ke tongkrongan kamu, kan?"
"Manda, kamu ngomong apaan, sih?"
"Udah, deh, Ghani. Aku capek!" Tangisan Manda pecah. Dia baru saja ingin menarik pintu itu untuk menutupnya, tapi dengan cepat Ghani menahan pintu itu. Bahkan dengan cepat Ghani masuk tanpa persetujuan Manda dan dialah yang menutup pintu itu.
"Keluar!" Teriak Manda. "Aku bilang keluar, Ghani!"
"Enggak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Romance[SELESAI] 18+ "Kepergianmu bukan lagi hal yang harus aku tangisi. Karena kehadirannya, membuatku tau bahwa takdir tidak bisa dipaksakan." - Amanda Putri. Kedatangan Ghani kembali dalam hidup Manda adalah suatu penantian terindah dalam hidup Manda se...