Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.Manda menarik rambutnya tinggi-tinggi agar anak-anak rambutnya tidak menggangu pergerakan Manda. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, sudah hampir berjam-jam Manda membiarkan Ghani di luar. Ia juga tidak tahu, apakah Ghani masih di depan atau laki-laki itu pergi meninggalkan rumah ini.
Perempuan itu mengambil kacamata yang ia letakan di atas meja belajarnya. Dia berdiri memperbaiki kemeja yang masih dikenakannya. Perlahan Manda berjalan, membuka dengan pelan kunci kamarnya. Manda menoleh kesana kemari mencari keberadaan Ghani, namun hanya keheningan yang Manda dapatkan.
Suasana rumah benar-benar sunyi. Tidak ada suara apapun kecuali suara hentakan sandal dari kaki Manda. Manda terdiam ketika melihat Ghani yang tertidur di sofa, laki-laki itu melipat kedua tangannya di atas dada, menutupi wajah tampan nya dengan topi yang dia gunakan tadi.
Manda tersenyum tipis. Namun dengan cepat, Manda menghapus senyuman itu dan membuang jauh-jauh pikirannya tentang Ghani yang sudah kembali dalam hidupnya lagi. Dengan pelan Manda membangunkan Ghani, dia tidak ingin Ghani terus tinggal disini.
Apalagi ini bukanlah waktu yang tepat. Manda baru saja terkena musibah dengan kejadian pembunuhan Papanya, dan ia sempat bertengkar dengan Ghani yang meninggalkannya sampai sehari tanpa kabar apapun. Manda juga tidak tahu, apa yang Ghani lakukan ketika bersama Lista kemarin.
Ghani terduduk, mengusap wajahnya dan sedikit menguap. Matanya terlihat merah karena tertidur tadi, dia menoleh mendapati Manda yang berdiri di sampingnya dan hanya di batasi pembatas Sofa saja. Ghani mendongakkan wajahnya untuk melihat jelas wajah Manda.
"Kalau aku pulang, kamu sama siapa?"
"Aku bisa sendiri," jawab Manda. "Aku enggak mau jadi bahan gosip tetangga kalau kamu terus disini."
Ghani mengernyit. "Kamu enggak punya tetangga, Man. Lihat aja samping-samping rumah kamu cuma tanaman. Rumah tetangga berjarak agak jauh juga, kan?"
"Tetep aja, Ghani."
"Susah banget dikasih tau," lanjut Manda.
Laki-laki berbaju hitam itu berdiri, menarik Manda kedalam pelukannya. "Aku minta maaf, lagi."
Tidak ada jawaban dari perempuan berkacamata itu, bahkan dia tidak membalas pelukan Ghani. Entahlah, rasa sakit mengingat ucapan Lista masih membekas dalam hatinya sampai sekarang.
"Ghani."
"Ya?" Ghani memejamkan matanya, mengusap pelan rambut Manda yang perempuan itu kuncir dan sesekali mengecup pelan kepala Manda. "Apa?"
"Kita enggak usah ketemu lagi, ya?"
*****
"Aldo!"
El membuka pintu kamar itu dengan keras. Sudah lebih sepuluh menit El berdiri di depan kamar Aldo, laki-laki bertubuh jangkung itu sama sekali tidak merespon apa-apa dari dalam kamarnya. El menoleh kesana kemari melihat keadaan kamar Aldo yang cukup kotor, beberapa botol kaca minuman yang tergeletak di atas kasurnya dan Aldo yang tidur telungkup bersebelahan dengan botol-botol kaca itu.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. El mendekat, menarik keras kaki Aldo sehingga dia terbangun kaget. Aldo berdecak ketika El memberikan senyuman jahilnya ke arah Aldo. "Tidur mulu, anjing."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Romance[SELESAI] 18+ "Kepergianmu bukan lagi hal yang harus aku tangisi. Karena kehadirannya, membuatku tau bahwa takdir tidak bisa dipaksakan." - Amanda Putri. Kedatangan Ghani kembali dalam hidup Manda adalah suatu penantian terindah dalam hidup Manda se...