Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
."Hai!"
"Mila?" El mengernyit. "Ngapain ke sini?"
"Mau ketemu tante sama om, ada?"
El menggeleng. "Enggak, mereka lagi pergi. Mending lo pulang, enggak enak dilihat sama orang kalau lo di sini. Istri gue juga lagi keluar, enggak ada siapa-siapa di dalam."
Mila tersenyum getir, mengingat bahwa El sudah mempunyai istri. Ya, Mila sudah tahu. Saat di rumah sakit kemarin El sudah menjelaskan semuanya. Mila mengakui jika dirinya salah, meninggalkan El tanpa pesan singkat apa pun sehingga membuat hubungan El dan Mila menjadi tergantung. Wajar saja jika Mila mendapat kabar mengejutkan ini bahwa El sudah tidak sendiri lagi.
Pertemuan El dan Mila juga memang kebetulan, Mila beberapa kali ke rumah sakit itu karena papa Mila adalah salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Perempuan itu pun memeluk El saat itu, berharap masih ada sisa rasa dan ruang dihati El untuk Mila. Namun, El masih saja melepaskan pelukan itu secara paksa. "Gue cuma kangen sama lo, El. Gue enggak bisa bohongin perasaan gue kalau gue masih cinta sama lo."
Mila mendekat, ia dengan berani menutup pintu rumah itu dan menatap El dekat-dekat sehingga laki-laki itu melangkah mundur. Namun, Mila dengan cepat melingkarkan tangannya dileher El yang bertubuh tinggi itu. Refleks pun El langsung memegang kedua pinggul Mila.
"Kenapa lo tega nikah sama cewek lain, El? Sedangkan gue di sana sama sekali enggak pernah dekat atau bahkan sampai pacaran sama cowok lain karena gue masih inget sama lo."
El menggeleng. "Mil, lepasin. Enggak baik kayak gini, Mila. Lo enggak seberani ini yang gue tau, jangan lakuin apa pun kalau emang lo masih mau ketemu sama gue."
"El..., kita udah bukan lagi anak sekolahan yang malu-malu itu. Gue juga udah bukan lagi Mila yang saat itu lo cium gue cuma diem aja, kan?" Mila tersenyum nakal, tangannya menangkup wajah El dan mendekat. "Kita sama-sama kangen, El. Gue tau itu. Dari mata lo gue tau."
"Mila," El baru saja ingin menjauhkan tubuhnya namun perempuan dalam rangkulannya itu dengan cepat mencium bibirnya. Menarik leher El untuk memperdalam ciuman itu. El pun hanyut, melumat habis bibir perempuan itu sampai keduanya terduduk disofa.
Mila duduk di atas pangkuan El. Ia tak melepaskan ciuman itu sedikit pun. Laki-laki itu seketika lupa dengan siapa dirinya yang sebenarnya, ia merangkul lebih dalam tubuh perempuan yang ada dalam pangkuannya agar lebih menempelkan tubuhnya dengan tubuh perempuan itu. Ia meraba punggung perempuan itu dan menurunkan ciumannya menjadi keleher jenjang Mila.
Suasana semakin panas, Mila pun membuka kancing kemeja putih yang dia gunakan saat El sibuk mencumbu lehernya dan telinga perempuan itu. Desahan Mila lolos keluar dari mulutnya ketika El benar-benar membuatnya lupa di mana mereka melakukan hal gila itu.
Ketika kancing kemeja Mila sudah terbuka bagian atasnya, El merubah posisi kepalanya menjadi ke sebelah kanan. Namun betapa terkejutnya El melihat Manda yang sudah berdiri di pintu sana sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
"Manda?"
Cklickk!
Manda kembali keluar dengan satu kopernya, dadanya sangat sesak, bahkan untuk terisak pun sudah sangat susah. El masih berdiri di depan pintu, menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata ia menoleh cepat ketika Manda keluar dari kamar dengan koper yang ia tarik. "Manda, Manda. Hei, mau kemana, Man? Astaga, Man, jangan pergi, sayang."
![](https://img.wattpad.com/cover/374274712-288-k141142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Romance[SELESAI] 18+ "Kepergianmu bukan lagi hal yang harus aku tangisi. Karena kehadirannya, membuatku tau bahwa takdir tidak bisa dipaksakan." - Amanda Putri. Kedatangan Ghani kembali dalam hidup Manda adalah suatu penantian terindah dalam hidup Manda se...