11

49 35 9
                                    

Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
.

"Papa."

Husein yang tengah sibuk membaca koran yang dia pegang, terkejut saat Manda datang tepat di belakangnya. Manda tersenyum saat Husein menyentuh pelan tangan Manda yang menyentuh bahu kiri Husein, Manda tidak sendiri, di sana ada Ghani yang berdiri tepat di samping Manda.

Manda menoleh sekilas. Rasa canggungnya karena jadian singkat dimana Ghani mengecup bibirnya sampai saat ini belum juga hilang. Manda tidak berani menatap Ghani saat Ghani berpamitan pulang dan menyuruh Manda mengganti bajunya untuk mengantar Ghani keluar dari rumahnya.

Sulit di percaya, Manda memang selalu melarang Ghani menyentuhnya selama ini. Manda tidak suka, terlebihnya Manda tidak ingin terlihat gampangan di hadapan Ghani walaupun Ghani jelas saja tidak akan menilai Manda seperti apa yang Manda pikirkan.

Tapi tadi adalah ciuman pertama Manda seumur hidup dan Ghani lah pemilik ciuman pertama Manda.

"Eh, gimana? Kamu mau pulang, Nak?"

Ghani tersenyum, mengangguk menatap Husein yang ikut berdiri. Sikap Husein sedari dulu saat Ghani pertama kali kesini sampai detik ini tidak pernah berubah, Ghani selalu memperlakukan dirinya seperti anak sendiri.

"Cepet banget, padahal belum ada berjam-jam kamu disini," celetuk Husein yang di balas kekehan dengan Ghani.

Manda yang mendengarkan itu hanya diam sambil bergantian menatap Ghani dan Husein.

"Iya, Om. Soalnya Manda harus istirahat, apalagi tadi malam dia lupa matiin ac jadi napasnya sesek lagi."

Husein tersenyum lembut. "Makasih, ya, Nak. Kamu sudah perhatian sekali sama anak Om. Om harap kamu bisa jaga anak Om sepanjang hidup kamu, kalaupun memang kalian berjodoh nantinya, tolong jangan kecewakan anak Om satu-satunya ini, yah."

"Papa, apaan, sih," bisik Manda.

"Iya, Om. Ghani juga berharap seperti itu."

Manda refleks menoleh menatap Ghani yang juga dengan secepat itu menatap Manda. Ghani menyungging senyuman manis di bibir nya, begitu pun juga Manda yang tersenyum. Tangan Ghani terangkat, mengacak gemas rambut panjang Manda. "Ghani mau ngajak Manda buat acara reuni sekolah, boleh?"

"Oh, ya? Kapan, Nak?"

"Besok, Om."

Husein tersenyum, menatap Manda untuk mendapat jawaban. "Dari Manda saja, kalau mau boleh saja jalan. Yang penting jangan pulang terlalu malam. Cuaca malam enggak baik buat Manda, kan."

Manda mengangguk. "Iya, Pa."

"Jagain Manda, ya, Ghani. Om percayakan semuanya sama kamu, jangan sampai dia dateng dengan keadaan yang kurang sedikit pun."

Ghani juga mengangguk, "siap, Om!"

*****

"Papa! Kak Ghani! Kalian di mana?!"

Tidak ada jawaban. Gisel kembali melangkahkan kakinya mendekat kearah ruangan kerja Papa nya, Martin. Gisel membuka pintu ruangan kerja Martin, sama sekali tidak ada orang disana. "Papa!"

PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang