Vote dulu sebelum baca🫶🏻
.
.
."Gue kangen banget sama lo, Man. Lo kenapa, sih, sebenernya? Udah enggak pernah masuk kampus, sekarang lemes banget tu muka."
Manda hanya tersenyum ketika Thea datang dengan ocehannya. Perempuan berambut coklat itu sudah beberapa menit masuk kedalam rumah ini, tanpa mengetuk pintu rumah dan sekarang langsung saja masuk kedalam kamar Manda.
Perempuan itu menghela napas panjang, ia mendekat dan duduk ditepi ranjang. Tepat samping Manda. Thea melihat Manda yang memejamkan matanya sambil sedikit menyandarkan tubuhnya agar sedikit tegak. Wajah perempuan berkacamata itu pucat, bahkan untuk berbicara saja rasanya Manda terasa berat.
Thea tanpa menunggu persetujuan, ia langsung menempelkan punggung tangannya dikening Manda. Perempuan itu terkejut, "badan lo panas banget!" serunya.
Ia menarik kembali tangannya, "lo sakit apa sebenernya? Jadi lo selama ini sakit?"
"Enggak, Thea." Manda berusaha untuk tersenyum, ia tertawa pelan melihat raut wajah Thea yang khawatir.
"Gue cuma enggak enak badan aja, kok."
"Kenapa enggak ngabarin gue, sih?! Lo kebiasaan banget dari dulu selalu enggak pernah bilang kalau lo kenapa-napa. Gue ngerasa enggak becus jadi sahabat lo, Manda."
"Asma lo gimana? Apa jangan-jangan asma lo kambuh?" lanjut Thea memastikan.
Perempuan berkacamata itu tersenyum, ia duduk sebisa mungkin dan menyentuh tangan Thea. "Gue enggak papa, Thea. Tenang aja, mungkin gue cuma kecapekan."
"Kita kerumah sakit aja, ya? Supaya–"
"Enggak perlu," balas Manda cepat. Dia terdiam, mengingat kembali kejadian dimana dia mengetahui dirinya hamil. "Enggak perlu kerumah sakit."
"Bantuin gue dong," pinta Manda untuk Thea membantunya berdiri. Thea dengan sigap memegang lengan Manda dan membantu perempuan berkacamata itu berdiri.
Manda berlalu, ia berjalan masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Thea menghela napas ketika pintu kamar mandi itu tertutup, dia menggeleng melihat sahabatnya yang terus menolak untuk pergi kerumah sakit. Ini bukan kali pertamanya Manda menolak, dia selalu menolak sejak dulu jika ia merasa badannya kurang sehat.
Perempuan berambut coklat itu terdiam ketika tidak sengaja melihat pembungkus yang ia tahu pembungkus apa itu, dia mendekat kearah tempat sampah yang ada di samping meja itu. Thea terdiam cukup lama.
Itu pembungkus tespack.
Thea menoleh, memastikan pintu kamar mandi belum terbuka. Dengan jantung yang berdetak kencang ia mencoba untuk tidak berpikir kelain arah tentang sahabatnya itu. Tapi walau pun semampu Thea untuk tidak berpikir, dia juga tidak menyembunyikan rasa penasarannya.
Dengan gerakan hatinya, Thea mencari-cari benda itu. Ya, tespack. Thea membuka beberapa laci meja itu dan serasa jantungnya terhenti detik itu juga. Badannya tiba-tiba lemas, bibirnya bergetar menahan yang Thea susah jelaskan dalam hatinya.
Dia mengambil tespack yang ada disana, mengangkatnya dan melihat lebih dekat lagi.
"Thea?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Romantizm[SELESAI] 18+ "Kepergianmu bukan lagi hal yang harus aku tangisi. Karena kehadirannya, membuatku tau bahwa takdir tidak bisa dipaksakan." - Amanda Putri. Kedatangan Ghani kembali dalam hidup Manda adalah suatu penantian terindah dalam hidup Manda se...