[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DULU]
"Lo nggak tau siapa gue?" Vaga bertanya, matanya menyipit berbahaya.
Perempuan itu tertawa kecil, suaranya merdu namun ada nada mengejek di dalamnya. "Oh, gue tau siapa lo. Vaga Santara Altair, si 'villain'...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Absen dulu, kalian tahu cerita ini di mana?
Ramein tiap paragraf ya<3 semisal rame aku double up
Happy reading, Reds. Semoga suka yaa, tandain bagian yang typo yaa💖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 24 | Your Lips
Sera menghela napas panjang, menatap gedung sekolah yang menjulang di hadapannya. Pagi yang seharusnya tenang kini terasa berat dan menyebalkan. Semua gara-gara ide konyol Daddy-nya yang memaksa ia berangkat bersama Ravin. Sera memutar bola matanya, mengingat percakapan mereka tadi malam.
"Sayang, besok Ravin akan menjemputmu," ujar Daddy-nya dengan nada yang tidak bisa dibantah.
"Tapi Dad, Sera bisa berangkat sendiri," Sera mencoba protes.
"Sera," Daddy-nya menatapnya tajam. "Jangan menolak kebaikan anak rekan bisnis Daddy. Ini demi hubungan bisnis kita juga."
Dan di sinilah ia sekarang, terjebak di mobil mewah Ravin yang baru saja memasuki area parkir sekolah. Sera bisa merasakan tatapan iri dan penasaran dari siswa-siswa lain yang melihat mereka.
Begitu mobil berhenti, Sera langsung meraih tas-nya, berniat untuk segera keluar dan menjauh dari Ravin secepat mungkin. Namun, suara lembut Ravin menghentikan gerakannya.
Sera menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Lagi. "Nggak usah repot-repot, Vin. Gue bisa sendiri."
Tapi Ravin sudah keburu keluar dan membukakan pintu untuknya. Sera melangkah keluar dengan enggan, berusaha mengabaikan bisik-bisik dari siswa lain yang semakin menjadi-jadi.
"Eh, liat deh. Itu bukannya Sera? Kok bisa bareng Ravin sih?"
"Kemaren pulangnya sama Vaga, hari ini berangkatnya sama Ravin. Murahan banget sih"
"Anjir sasimo banget."
"Please... Dia gak secantik itu untuk jadi rebutan Vaga dan Ravin"