[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DULU]
"Lo nggak tau siapa gue?" Vaga bertanya, matanya menyipit berbahaya.
Perempuan itu tertawa kecil, suaranya merdu namun ada nada mengejek di dalamnya. "Oh, gue tau siapa lo. Vaga Santara Altair, si 'villain'...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Test, test, test, satu, dua tiga? mana suara?!💬
Absen dulu, kalian tahu cerita ini di mana?
Ramein tiap paragraf ya<3
Semoga kalian tetap mengawal cerita ini sampai selesai yaa. Nikmatin alurnya, okay!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 36 | Vaga Vs Panca
***
"San, aku hamil..."
Suara isakan lirih memecah keheningan markas Devort yang remang-remang. Panca, duduk kaku di kursinya. Matanya terpejam erat, mencoba menahan badai emosi yang bergejolak di dadanya.
"Aku gak tau harus gimana, aku takut..."
Suara Aurora, adiknya yang telah tiada, terus mengalun dari ponsel di genggamannya. Setiap kata seolah mengiris hatinya, membuka luka lama yang tak pernah sembuh.
"Aku mau kamu ke sini. Sekarang aku ada di rooftop apartemen..."
Panca mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Giginya bergemeletuk menahan amarah yang siap meledak.
"Aku takut. Aku hamil. Kalau kamu gak dateng... aku bakal terjun."
"BRENGSEK!" Panca berteriak, membanting ponselnya ke lantai. Napasnya memburu, matanya nyalang penuh kebencian.
Rian, yang sedari tadi berdiri di sudut ruangan, memberanikan diri untuk bersuara. "Bos... lo gak apa-apa?"
Panca menoleh tajam, membuat Rian menelan ludahnya gugup. "GAK APA-APA? LO TANYA GUE GAK APA-APA?!"
Ia bangkit, menghampiri Rian dengan langkah mengancam. "ADIK GUE MATI GARA-GARA SI BANGSAT ITU, DAN LO NANYA GUE GAK APA-APA?!"
"Ma-maaf Bos, gue gak bermaksud..."
"DIEM!" Panca mencengkeram kerah baju Rian. "LO TAU APA YANG GUE RASAIN? TIAP MALEM GUE DIHANTUI SUARA AURORA. TIAP KALI GUE NUTUP MATA, GUE LIAT DIA TERJUN DARI GEDUNG ITU. DAN SEMUA INI GARA-GARA SAN BRENGSEK ITU!"