[6] : TROUBLE MAKER NO.1

3.5K 120 1
                                    

Bab 6 | Trouble Maker Nomor Satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 6 | Trouble Maker Nomor Satu

Sera melangkah keluar dari mobil mewah yang mengantarnya ke sekolah. Udara pagi yang sejuk menyambut wajahnya, membuat rambut panjangnya bergoyang lembut. Ia mengenakan seragam Gardapana dengan anggun, tas branded tersampir di bahunya.

"Terima kasih, Pak Joko," ujarnya pada sopir pribadinya sebelum berjalan menuju gerbang sekolah.

Baru beberapa langkah ia berjalan, sebuah suara familiar menyapanya.

"Pagi, Sera."

Sera menoleh, mendapati Ravin berdiri tidak jauh darinya. Cowok itu tersenyum ramah, badge ketua OSIS berkilau di dadanya.

"Oh, hai Ravin," balas Sera, berusaha terdengar acuh tak acuh meski ada sedikit kejutan dalam nada suaranya.

Ravin menyejajarkan langkahnya dengan Sera. "Kebetulan banget nih. Boleh jalan bareng?"

Sera mengangkat bahunya dengan anggun. "Sure."

Mereka berjalan beriringan memasuki area sekolah. Sera bisa merasakan tatapan penasaran dan iri dari siswa-siswa lain yang mereka lewati. Bisik-bisik mulai terdengar di sekelilingnya.

"Eh, liat deh. Itu Kak Ravin sama anak baru itu kan?"

"Iya, yang namanya Sera. Duh, kok bisa sih dia udah deket sama Kak Ravin?"

"Cantik banget ya. Pantesan Kak Ravin tertarik."

Sera berusaha mengabaikan bisikan-bisikan itu. Ia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, tapi entah mengapa kali ini terasa sedikit berbeda. Mungkin karena ia berada di lingkungan baru, atau mungkin karena kehadiran Ravin di sampingnya.

"Jadi," Ravin memulai percakapan, "gimana hari kedua disini? Udah mulai nyaman?"

Sera menimbang sejenak sebelum menjawab. "It's... different. Tapi nggak buruk-buruk amat."

Ravin tertawa kecil. "Glad to hear that. Oh iya, soal klub debat yang kemarin gue ceritain, lo tertarik nggak kalo..."

Kata-kata Ravin terpotong oleh suara lembut yang memanggil namanya.

"Ravin!"

Mereka berdua menoleh, mendapati seorang cewek cantik berjalan anggun ke arah mereka. Sera mengamati gadis itu dengan seksama. Rambut hitam panjang yang tergerai rapi, kulit putih bersih, dan postur tubuh yang sempurna. Seragamnya dikenakan dengan rapi dan modis, menunjukkan selera fashion yang tinggi.

Cewek vitu tersenyum lebar saat tiba di hadapan mereka. Matanya yang berbinar menatap Ravin dengan hangat sebelum beralih ke Sera. Ada kilatan penasaran di matanya saat melihat Sera.

"Pagi, Vin," sapanya lagi, lalu menatap Sera. "Dan... ini pasti Seraya ya?"

Sera menaikkan alisnya, sedikit terkejut gadis ini mengetahui namanya.

VAGASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang