[34] : SAN DIEGO HILLS

2.5K 108 129
                                    

Test, test, test, satu, dua tiga? mana suara?!💬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Test, test, test, satu, dua tiga? mana suara?!💬

Absen dulu, kalian tahu cerita ini di mana?

Ramein tiap paragraf ya<3

Semoga kalian tetap mengawal cerita ini sampai selesai yaa. Nikmatin alurnya, okay!

Bab 34 | San Diego Hills

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 34 | San Diego Hills

Sera duduk di meja makan, mengaduk-aduk makanannya tanpa minat. Pikirannya masih melayang pada Vaga, cowok misterius yang berani menantangnya. Ia tersenyum kecil, geli sendiri dengan pikirannya. Ia tidak pernah menyangka akan jatuh untuk cowok seperti itu.

Lamunannya buyar saat Hestama, ayahnya, memasuki ruang makan. Pria paruh baya itu masih mengenakan setelan kerjanya, terlihat lelah namun tersenyum hangat pada putrinya.

"Baru pulang kerja, Dad?" tanya Sera, berusaha terdengar acuh tak acuh.

Hestama mengangguk, mengambil tempat di seberang Sera. "Ya, banyak yang harus diurus di kantor."

"Hmm," Sera bergumam, pura-pura tertarik. "Sounds... fascinating."

Hestama terdiam sejenak, mengamati putrinya yang tampak tidak berselera makan. Akhirnya, ia berdehem pelan. "Sera... Daddy mau nanya sesuatu."

Sera mengangkat alisnya, waspada. "What? Jangan bilang Daddy mau ngomongin soal jodoh-jodohan atau apalah itu. Sera udah bilang berkali-kali, Sera nggak tertarik."

"Bukan itu, sayang. Ini soal rekaman CCTV rumah kemarin yang dihapus," Hestama menatap putrinya lekat-lekat. "Kamu yang hapus?"

Sera tersentak, garpu di tangannya berhenti di udara. Dengan cepat ia menguasai diri. "Bukan aku. Emma yang hapus."

"Tapi atas perintah kamu, kan?" Hestama mendesak.

Sera mendengus, meletakkan garpunya dengan kasar. "Ya. Tapi salah dia juga nurut apa kata aku. Harusnya dia tau mana yang boleh dilakuin mana yang nggak."

VAGASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang