[30] : REDVELVET MACAROONS

2.5K 97 21
                                    

Absen dulu, kalian tahu cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen dulu, kalian tahu cerita ini di
mana?

Ramein tiap paragraf ya<3

⚠️Kalo rame bakalan double update yaaa, jangan lupa vote + komennya, okay!!

Happy reading, Reds. Semoga suka yaa, tandain bagian yang typo

 Semoga suka yaa, tandain bagian yang typo‼️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 30 | Redvelvet Macaroons

Sera duduk di kursi penumpang sambil menggerutu pelan, matanya masih sedikit sayu karena dibangunkan terlalu pagi.

Ia menatap keluar jendela, mencoba mengalihkan rasa kesalnya pada pacar barunya yang duduk di sebelah. Vaga, sesekali melirik ke arahnya sambil terkekeh kecil.

"Kenapa sih, pagi-pagi begini udah harus berangkat?" Sera akhirnya membuka mulutnya, suaranya terdengar kesal.

Vaga mengangkat alis, berusaha menahan senyumnya. "Kamu sendiri yang minta dijemput pagi-pagi, Ra."

"Pagi iya, tapi nggak sepagi ini," balas Sera dengan nada kesal yang lebih jelas.

Sera berdecak dan mulai mengeluarkan bedak, lipstik, dan cermin kecil dari tasnya, meletakkannya di pangkuannya sebelum mulai merias wajahnya dengan cepat, dia bahkan belum sempat make-up ketika Vaga sampai.

Vaga sesekali melirik Sera yang sibuk bertempur dengan alat-alat make-up yang Vaga sendiri tidak tahu namanya, melihat bagaimana lipstik itu menyentuh setiap lekuk bibirnya. Bibir yang selalu menggoda, memancing pikirannya untuk terjun ke tempat-tempat yang lebih liar.

Tapi dia segera menggelengkan kepalanya, mencoba menyingkirkan pikiran itu. Sera masih kesal, dan dia tahu apa yang akan terjadi jika dia tiba-tiba mencium gadis itu saat ini. Bisa-bisa ia berakhir di UGD.

"Biar nggak marah-marah terus," Vaga memecah keheningan. "Aku bawa sesuatu buat kamu."

"Apa?" tanya Sera dengan nada suaranya masih sedikit ketus.

VAGASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang