[20] : WITH HIM

4.7K 168 4
                                    

Bab 19 | With Him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 19 | With Him

Nada bersandar pada loker, dikelilingi beberapa anggota tim cheerleader. Matanya berkilat penuh emosi saat ia mulai berbicara dengan suara rendah.

"Lo tau nggak sih? Si Sera itu kayaknya sengaja deh deketin Ravin sama Vaga," ujar Nada, nadanya penuh gosip.

Maura, yang berdiri di sampingnya, mengerutkan dahi. "Maksud lo gimana, Nad?"

Nada memutar bola matanya. Maura memang selalu lemot dalam memahami situasi. "Ya gitu. Masa lo nggak liat? Dari awal masuk, dia udah sok akrab sama Ravin. Sekarang malah berani pelukan sama Vaga. Padahal lo tau sendiri kan Vaga tuh kayak gimana?"

Beberapa anggota cheerleader di sekitar mereka mengangguk setuju. Nada tersenyum puas, merasa berhasil menggiring opini teman-temannya.

"Iya ya," ujar Maya, ikut berkomentar. "Gue juga ngerasa gitu. Kayak... terlalu kebetulan gitu."

Nada mengangguk bersemangat. "Nah kan! Bukan cuma gue doang yang ngerasa gitu."

"Tapi..." Maura ragu-ragu bersuara. "Mungkin aja Sera emang baik orangnya? Makanya banyak yang suka sama dia?"

Nada mendengus keras. "Baik? Yang bener aja, Maw. Lo nggak liat apa gayanya? Sok cantik banget. Belagu."

"Iya sih," salah satu anggota lain menimpali. "Gue denger-denger katanya barang-barang branded yang dia pake itu KW loh."

"Masa sih?" Maura terkejut.

"Iya kali," Nada menyeringai. "Mana mungkin dia sanggup beli barang asli. Paling juga cuma sok-sokan doang biar keliatan kaya."

Mereka mulai berbisik-bisik, memperdebatkan keaslian barang-barang Sera. Nada tersenyum puas melihat reaksi mereka. Inilah yang ia inginkan── membuat citra Sera hancur di mata orang-orang.

"Gue rasa dia tuh cuma sok kecantikan deh," komentar Erina.

"Iya, padahal biasa aja," timpal yang lain.

"Gue memang cantik."

Suara itu membuat mereka semua terdiam. Nada merasakan darahnya seolah membeku saat ia berbalik dan melihat Sera berdiri di sana, menatap mereka dengan tatapan dingin.

Sera melangkah mendekat, dagunya terangkat angkuh. "Kenapa? Kaget liat gue? Atau... takut ketahuan lagi ngomongin gue?"

Ia bisa melihat Nada berusaha menenangkan diri. Ia jelas tidak menyangka Sera akan muncul di saat seperti ini.

"Ngapain takut sama lo?" Nada mendengus. "Emang lo siapa?"

Sera tersenyum sinis. Ia bisa melihat kegugupan di balik sikap sok berani Nada. "Gue? Gue cuma cewek biasa yang katanya sok cantik dan pake barang KW. Iya kan?"

Wajah Nada memerah. "Lo... lo denger semua?"

"Every. Single. Word." Sera menekankan kata-katanya. "Dan FYI, semua barang gue asli. Tapi yah... lo mungkin nggak bisa bedain mana yang asli mana yang palsu."

VAGASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang