[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DULU]
"Lo nggak tau siapa gue?" Vaga bertanya, matanya menyipit berbahaya.
Perempuan itu tertawa kecil, suaranya merdu namun ada nada mengejek di dalamnya. "Oh, gue tau siapa lo. Vaga Santara Altair, si 'villain'...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter ini amat sangat panjang yaa, happy reading💖
Jangan lupa vote dan komennya yaa!!💬
Bab 37 | Loker Room
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sera mulai melepas seragam cheerleadernya, di looker room. Pikirannya masih kacau, dipenuhi oleh kata-kata Ravin tentang Vaga. Ia membuka lokernya dengan kasar, mengambil baju ganti dan melemparkannya ke bangku terdekat.
Sera menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran-pikiran negatif itu. Ia merogoh tasnya, bermaksud mengecek ponselnya, tapi...
"Shit," umpatnya pelan. Ponselnya tidak ada. Lagi-lagi ia kehilangan ponselnya.
Sera mulai panik. Ia mengobrak-abrik isi tasnya, mengecek setiap sudut loker room, tapi ponselnya tetap tidak ketemu.
"Fuck, where is it?" gumamnya frustasi, masih dengan tank top dan rok ketat sekolahnya.
Tiba-tiba pintu terbuka. Sera terkejut melihat seorang cowok asing masuk. Penampilannya cukup mengerikan dengan jaket kulit berlambang tengkorak bertuliskan 'Devort'.
"LO SIAPA? GAK ADA SOPAN SANTUNNYA MASUK SEMBARANGAN?!!"
Cowok itu hanya tersenyum, senyum yang membuat bulu kuduk Sera berdiri. Matanya menelusuri tubuh Sera dengan tatapan yang membuatnya merasa jijik.
"Sayang, kok pura-pura gak kenal sih?"
Sera merasakan bulu kuduknya berdiri mendengar panggilan itu. Ada sesuatu yang salah di sini.
"GUE GAK KENAL LO! KELUAR SEKARANG!" ujar Sera tegas.
Cowok itu melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya. "Ayolah Ra, masa lupa sama Panca? Kita kan sering chatting-an."
Nama itu membuat Sera semakin bingung. Ia mencoba mengingat-ingat, tapi tidak ada ingatan tentang cowok ini.