[31] : CAKRADINATA FAMILY

3K 125 42
                                    

Absen dulu, kalian tahu cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen dulu, kalian tahu cerita ini di
mana?

Ramein tiap paragraf ya<3

⚠️Jangan lupa vote + komennya, oke? oke!

Happy reading, Reds. Semoga suka yaa, tandain bagian yang typo 💖

Bab 31 | Cakradinata Family

"Kita berangkat ke lapangan merah sekarang. Pastiin kalian siap dengan senjata masing-masing. Kalo mau mundur silahkan keluar sekarang, gak ada tempat bagi pengecut di Aderox!" Elang berteriak lantang, suaranya bergema di markas Aderox yang luas.

Matanya yang tajam menyapu sekeliling, menatap satu per satu anggota Aderox yang berkumpul. Tak ada seorang pun yang bergeming. Semua anggota berdiri tegak, siap menghadapi apapun yang akan terjadi. Elang mengangguk puas, bangga dengan kesetiaan dan keberanian teman-temannya.

Tak lama kemudian, suara dentuman motor mulai terdengar dari arah garasi. Satu per satu, laki-laki berjaket hitam dengan tulisan ADEROX di punggungnya memacu kendaraan besi mereka, meninggalkan area markas yang sudah menjadi rumah kedua bagi mereka.

Elang memimpin di barisan terdepan, diikuti oleh empat anggota inti lainnya── Dewa, Leo, Delan, dan Jokdri. Di belakang mereka, ratusan anggota Aderox berbaris rapi, menciptakan formasi yang mengintimidasi.

Dentuman knalpot memekakkan telinga saat rombongan Aderox melaju kencang di jalanan yang lengang. Asap tebal membumbung di udara, seolah menjadi penanda kehadiran geng motor yang paling disegani di kota itu.

Setelah beberapa menit berkendara, mereka akhirnya tiba di area Lapangan Merah. Barisan konvoi mulai merenggang saat memasuki area lapangan. Yang tersaji di depan mata bukanlah hamparan hijau seperti biasanya, melainkan lautan motor dan sekawanan pria berbadan kekar dengan wajah sangar yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Terlihat Panca, sang ketua Devort, beserta anak buahnya menyambut kedatangan Aderox dengan geraman dan sorakan menggelegar. Konvoi Aderox akhirnya berhenti tak jauh dari kerumunan itu, menyisakan jarak sekitar 50 meter untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Dengan isyarat tangan dari Elang, seluruh anggota Aderox kompak mematikan mesin motor mereka. Suasana seketika sunyi senyap, hanya terdengar deru napas para anggota geng motor yang tertahan. Adrenalin membuncah, siap meledak kapan saja.

Elang turun dari motornya dengan tenang. Auranya yang mengintimidasi semakin terasa ketika ia berjalan mendekati Saka. Matanya menatap tajam, seolah bisa menembus jiwa siapapun yang berani menatapnya.

"DALAM RANGKA APALAGI LO NGAJAKIN KITA KESINI, HAH?" Elang membuka percakapan dengan nada dingin yang menusuk.

Panca mendengus kasar, air mukanya penuh kebencian. "LO LUPA? DENDAM AKAN TETAP ADA! DAN SEBELUM ITU TERBALASKAN GUE BAKALAN TERUS NANTANG ADEROX DAN KETUA LO YANG PECUNDANG ITU!!"

VAGASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang