Aurora membawa Ahyeon ke apartemen nya, karena tidak memungkinkan untuk membiarkan Ahyeon berada di rumahnya tanpa pengawasan siapapun, untuk saat ini Ahyeon tidak boleh dibiarkan sendiri.Asa sudah mengabari Ruka dan juga Pharita, bahwa Ahyeon sudah ketemu, Asa juga memberi tahu keberadaan mereka saat ini, Ruka dan Pharita sudah dalam perjalanan menuju apartement Rora, dan Aurora juga sudah meminta salah satu anak buahnya untuk mengambil mobil Asa yang tertinggal ditempat acara semalam.
Saat ini sudah jam 4 pagi, Ahyeon sudah tertidur dikamar Rora, Asa dan juga Aurora sudah membersihkan dirinya, kini mereka duduk diruang tamu.
"Kak Asa, istirahat gih, temenin Ahyeon tidur ya, Gue khawatir Ahyeon histeris lagi kalau bangun dikamar yang asing dan dia sendirian." Aurora mencoba meminta Asa agar segera beristirahat.
"Nanti Ruka unniee, sama Pharita gimana? terus kamu juga tidak istirahat kah?." Asa tidak tega melihat wajah Rora, anak itu terlihat sama lelahnya dengan dirinya.
"Nanti kalau mereka udah datang, gue langsung minta mereka buat mandi, dan segera istirahat, mereka sebentar lagi sampai kok, Kak Asa jangan khawatir ya." Rora memberikan senyuman kepada Asa, ia berharap senyuman nya dapat membuat Asa menjadi lebih tenang.
"Baiklah, aku ke kamar dulu Rora." Asa menurut, ia segera bergegas ke kamar utama yang berada di apartment Rora. Saat Asa sudah sampai didalam kamar segera ia memeluk tubuh Ahyeon. "Kamu jangan pernah membenci dirimu Ahyeon, aku berjanji akan selalu menjaga mu." Ucap Asa semakin mengeratkan pelukannya kepada Ahyeon.
Tidak lama kemudian Ruka dan Pharita pun sampai, mereka segera membersihkan dirinya dan Aurora pun memberikan kamar tamu kepada mereka yang tepat berada disebelah kamar utama.
Tinggal tersisa Aurora lah yang belum tertidur, Ia sedang sibuk mengotak atik ponsel nya, Rora meninggal kan apartement nya, menuju parkiran untuk menemui Paman Lim. Setelah Rora sampai di besment.
"Cari mereka sampai dapat, dan tangkap mereka hidup-hidup." Perintah Rora kepada Paman Lim. Suara nya sangat tegas, menyiratkan untuk tidak mendengar bantahan apapun.
"Baik, Nona. Saya pastikan akan segera menangkap mereka. Nona jangan khawatir." Ucap Paman Lim tegas.
"Aku mempercayaimu, Paman." Rora menatap lurus kedepan. "Sudah lama sekali rasanya tangan ku tidak membunuh seseorang." Lanjutnya. Ini adalah salah satu sisi gelap seorang Aurora Lee, calon seorang pewaris tunggal Lee's Corp tidak ada yang mengetahui hobi Aurora yang satu ini, kecuali dirinya dan Paman Lim.
"Nona, jangan gegabah, Nona harus tetap dalam pengawasan Saya, jangan sampai Nona hilang kendali Non--." Belum sempat Paman Lim menyelesaikan ucapannya, Rora memotong cepat ucapan Paman Lim.
"Cukup. aku tidak mau mendengar apapun Paman. Aku harus kembali, dan segera lakukan lah perintahku." Rora meninggal kan Paman Lim dan kembali menuju ke apartement nya.
Sekarang sudah pukul 5 pagi, tapi Aurora belum juga tidur, kepalanya sangat berisik, Ia benar-benar tidak akan membiarkan manusia brengsek yang sudah melakukan hal keji kepada Ahyeon hidup dengan tenang, Ruka dan Pharita belum dijelaskan apa yang telah terjadi dengan Ahyeon.
Aurora sedang duduk di pantry yang ada di dapur apartement nya, lalu Ia mendengar suara seseorang seperti sedang merintih kesakitan, Rora menghampiri sumber suara tersebut, mencoba memastikan siapakah orang itu.
"Lohhh, Ahyeon lo mau ngapain? Kenapa gak tidur?." Rora menatap bingung wajah Ahyeon, ternyata suara tersebut bersumber dari Ahyeon.
"Gue haus." Ahyeon menjawab pertanyaan Rora sambil memegangi bagian bawahnya, Rora menatap lurus tangan Ahyeon, lagi-lagi perasaan marah, sakit, kecewa, menghantui pikiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowkey [END]
Teen FictionAhyeon dikenal sebagai anak yang sangat berprestasi, tidak ada riwayat buruk dalam hidupnya, tidak pernah membully, atau melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.. Namun tiba tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat tidak tertuduga di hidu...