Hari ini tidak seperti biasanya, masih terlalu pagi untuk Rora yang sudah duduk dengan tenang di kursinya, ia sangat bersemangat hari ini menunggu kedatangan sahabatnya 'Rami' ia sudah bertekad hal pertama yang akan ia lakukan adalah menendang tulang kering anak itu.Bisa bisanya Rami membuat dirinya mati penasaran, bahkan tidur nya malam tadi benar-benar tidak nyaman, ia benar-benar gelisah sepanjang malam, memikirkan informasi apa yang katanya 'sangat penting' itu.
Sialan, Rami benar benar membuat dirinya tidak tenang.
Akhirnya, Rami datang juga, ia datang bersama Chiquita, ketika mata Rora bertemu dengan mata Rami, Rami memamerkan senyum tidak berdosa nya kepada Rora 'Wahhh benar benar minta dibunuh rupanya' batin Rora.
"Annyeong uri Rora" sapa Rami ceria kepada Aurora.
Rora pun membalas senyuman Rami, namun senyuman Rora terlihat begitu menyeramkan, seakan-akan ia sudah siap untuk membunuh Rami detik itu juga.
"Annyeong Ramiyaaa~" balas Rora, Rora memberikan senyuman kepada Rami, namun senyuman Rora tidak menunjukkan keramahan didalamnya, justru senyuman Rora terlihat begitu menyeramkan.
Rora bangun dari duduknya, dan berjalan menuju tempat Rami berada, tanpa peringatan apapun.
Buuughhh~
Tendangan nya begitu kencang, dan tepat sasaran, tulang kering Rami lahh yang ia incar.
"Aaaaaawwwhhhh!!!! Sakit banget gila!" Teriak Rami, sambil mengakat sebelah kaki nya, kedua tangan nya memegangi kakinya yang menjadi sasaran Rora.
Demi dewa neptunus, kerang ajaib dan seluruh makhluk yang berada di bikini bottom, tendangan Rora benar-benar sangat sakit, bahkan kedua mata Rami pun berkaca kaca, hampir saja ia menangis, benar-benar gila memang Aurora.
"Astaga Rora, lo gila? Lo kenapa anjirrr? Ini masih terlalu pagi untuk membuat keributan, Rora!" Ucap Chiquita heboh, ia benar benar terkejut dengan apa yang barusan terjadi.
Lalu Chiquita pun membantu Rami berjalan menuju kursi nya, mereka hanya bertiga di kelas, karena ini masih terlalu pagi, belum banyak murid yang sudah datang ke sekolah di jam sepagi ini.
"Biasa aja kali, Chik. Ini semua salah Rami, dia bikin gue gak bisa tidur semalem." jawab Rora yang kini sudah kembali duduk di kursinya.
"Ya ada apa? Kan bisa di bicarakan baik-baik" ucap Chiquita, saat ini ia sedang memeriksa keadaan kaki Rami.
Dan Rami pun sedang berusaha menetralisir rasa sakit di kakinya, ia berusaha untuk tidak menangis.
"Duhhh langsung memar kaki lo Ram, mau ke UKS aja gak?" Tanya Chiquita iba kepada, Rami.
"Lebay" sela Rora sambil menatap malas Rami dan juga Chiquita.
"Heh monyet! Ini sakit banget ya setan!" Akhirnya Rami bersuara.
"Ya makanya lo gausah mancing emosi gue" ucap Rora skeptis, ia bahkan sudah siap untuk memukul kepala Rami saat ini, untung saja ada Chiquita yang langsung menyembunyikan kepala Rami di belakang punggung nya.
"Yaaakkkk! Rora, stop menggunakan kekerasan, atau lo gue aduin, Kak Asa!" Ancam Chiquita.
Sepertinya ancaman ini berhasil membungkam kebrutalan seorang Aurora.
Jujur saja, Asa memang dikenal sangat lemah lembut, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong, bonus cantik parah seperti apotek tutup alias gaada obat.
Tapi, ketika itu menyangkut Rami, Ahyeon dan Chiquita, gadis itu sangat protektif, bahkan ia pernah mencubit Ruka sampai kulit Ruka terkelupas hanya karena Ruka menegur Chiquita hingga membuat Chiquita menangis, padahal Ruka hanya menegur biasa, dan Chiquita menangis pun karena ia sadar, kalau Chiquita memang bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowkey [END]
Teen FictionAhyeon dikenal sebagai anak yang sangat berprestasi, tidak ada riwayat buruk dalam hidupnya, tidak pernah membully, atau melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.. Namun tiba tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat tidak tertuduga di hidu...